29.3 C
Jakarta
Sunday, July 20, 2025

    Khawatir sabotase, AS pecat 70 peneliti asing terutama dari China dan Iran

    Terkait

    PRIORITAS, 20/7/25 (Washington): Pemerintah Amerika Serikat (AS) akhirnya mulai menyadari bisa saja terjadi sabotase di bidang pertanian, sehingga memecat 70 peneliti asing dari negara-negara yang berseteru, Tiongkok, Iran dan Korea Utara sert Rusia, sebagai langkah perlindungan keamanan nasional.

    “Pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 70 pekerja itu menyusul tinjauan keamanan nasional terhadap keamanan pangan AS”, kata juru bicara Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Fox News, hari Minggu (20/7/25).

    Menteri Pertanian AS, Brooke Rollins sebelumnya sudah menguraikan aturan baru untuk mengatasi ancaman dari China dan musuh lainnya di lahan pertanian Amerika.

    “Bagi mereka, lahan pertanian dan peternakan kami, karena merupakan warisan leluhur, adalah senjata yang dapat digunakan untuk melawan kami,” tegasnya dalam sebuah acara pers di Washington, DC.

    Semua 70 pekerja para pekerja kontrak pertanian AS itu, langsung diblokir dan tidak akan dapat lagi bekerja pada proyek-proyek USDA.

    “Para pekerja tersebut bekerja di Dinas Penelitian Pertanian (ARS), lembaga penelitian di USDA”, jelas Thomas Henderson, yang mewakili serikat pekerja untuk beberapa pekerja penelitian, kepada Reuters.

    ARS melakukan penelitian di bidang-bidang yang penting bagi petani Amerika, seperti hama, keamanan pangan, dan perubahan iklim.

    Sebagian besar pekerja kontrak adalah peneliti pascadoktoral Tiongkok yang telah diperiksa, bahkan beberapa di antaranya baru datang bekerja minggu ini dan mendapati kartu identitas mereka tidak lagi berlaku.

    Pencurian informasi

    Menurut Menteri Pertanian AS, pihaknya sudah lama menyaksikan komunis Tiongkok berulang kali mengambilalih lahan pertanian Amerika hingga eksploitasi sistem pertanian.

    “Hingga pencurian informasi operasional yang diperlukan untuk mengelola lahan dan hal-hal lainnya. Semua ini mengambil apa yang sebenarnya baik dan mengarahkannya ke tujuan jahat,” ungkapnya.

    Menteri Rollins menekankan, hasil pertanian AS bukan sekadar komoditas, melainkan cara hidup yang menopang Amerika itu sendiri.

    “Dan itulah mengapa pertanian terancam oleh para penjahat, musuh politik, dan rezim-rezim yang bermusuhan yang menganggap cara hidup kita sebagai ancaman yang mendalam dan eksistensial bagi diri mereka sendiri,” jelasnya.

    Bawa jamur berbahaya

    Jaksa Agung AS, Pam Bondi, yang juga mendampingi Menteri Pertanian,  secara langsung merujuk bagaimana agroterorisme atau terorisme pertanian menjadi perhatian utama pemerintah.

    Ia mengungkapkan ada dua warga negara China ditangkap di Michigan bulan lalu, karena diduga menyelundupkan apa yang digambarkan Direktur FBI, Kash Patel, sebagai “agen agroterorisme yang dikenal.”

    Mereka didakwa pada hari Selasa lalu, atas dugaan penyelundupan “patogen biologis berbahaya” ke AS.

    Yunqing Jian, dan Zunyong Liu yang mengaku sebagai peneliti Universitas Michigan, ternyata menyelundupkan jamur bernama Fusarium graminearum, yang menurut literatur ilmiah diklasifikasikan sebagai ‘senjata agroterorisme potensial’.

    Mereka telah dipenjara dan didakwa dengan tuduhan konspirasi, penyelundupan barang berbahaya ke Amerika Serikat, pernyataan palsu, dan penipuan visa.

    Ini menunjukkan ancaman serius terhadap keamanan nasional terhadap pasokan pangan Amerika.

    “Kasus ini menjadi pengingat yang menyadarkan bahwa Partai Komunis Tiongkok, terus mengerahkan agen dan peneliti untuk menyusup ke institusi kami dan menargetkan pasokan makanan kami. Ini sebuah tindakan yang dapat melumpuhkan perekonomian kami dan membahayakan nyawa warga Amerika,” papar Direktur FBI.

    Harus dibatalkan

    Awal bulan ini, Menteri pertenian AS, Brooke Rollins, sudah mengumumkan aturan baru menjaga keamanan lahan pertanian AS, sehingga kontrak dengan pekerja dari Tiongkok, Korea Utara, Iran, dan Rusia harus dibatalkan.

    Warga negara dari negara-negara tersebut juga tidak diizinkan untuk membeli lahan pertanian di AS. Semua publikasi proyek Dinas Penelitian Pertanian juga dianalisis ulang.

    “Publikasi yang ditulis bersama dengan peneliti dari keempat negara ‘seteru’ akan ditolak”, kata presiden serikat pekerja Federasi Karyawan Pemerintah Amerika Lokal 3247, Ethan Roberts.

    Para pekerja tidak akan dapat digantikan hingga pembekuan perekrutan federal tanggal 15 Oktober dicabut.

    Hal itu memaksa beberapa proyek penelitian dihentikan, seperti pengembangan vaksin untuk racun mematikan pada daging sapi yang tidak dimasak sempurna.

    Dekat pangkalan militer AS

    Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth, 8 Juli 2025 lalu sudah menyatakan kekhawatirannya tentang kepemilikan asing terhadap lahan pertanian di dekat pangkalan militer AS.

    Rencana tersebut secara khusus ditujukan untuk mengatasi ancaman dari pemerintah asing, seperti China dan Iran.

    Rencana ini menghadirkan reformasi legislatif dan eksekutif seperti melarang warga negara China memperoleh lahan pertanian di AS, serta menilai siapa yang memiliki lahan di dekat pangkalan militer.

    “Sebagai seseorang yang bertanggung jawab memimpin Departemen Pertahanan, saya ingin tahu siapa pemilik tanah di sekitar pangkalan dan pangkalan strategis kita, serta memahami mengapa entitas asing, perusahaan asing, dan individu asing mungkin membeli tanah di sekitar pangkalan tersebut,” ungkap Hegseth.

    China dilarang beli lahan

    Menteri Keamanan dalam Negeri AS, Christi Noem, mengatakan selama masa jabatannya sebagai gubernur South Dakota, dia menandatangani undang-undang yang melarang pemerintah China, Iran, Kuba, Korea Utara, Venezuela, dan Rusia serta entitas terkaitnya,  membeli lahan pertanian di negara bagian tersebut.

    “Negara yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, tidak mampu mengurus dirinya sendiri, dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, tidaklah aman. Kita harus mampu memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri agar tidak ada negara lain yang mengendalikan kita,” ujar Noem.

    Ia megatakan telah menyaksikan selama beberapa dekade bagaimana pemerintah asing yang jahat, termasuk China, datang ke Amerika Serikat dan telah mencuri kekayaan intelektual AS.

    “Mereka telah memanipulasi mata uang mereka, mereka telah memperlakukan kami secara tidak adil dalam perjanjian dagang. Mereka telah datang dan membeli perusahaan pemrosesan kami, mencuri genetika kami,” katanya.

    Banyak negara bagian AS memiliki undang-undang yang membatasi pembelian lahan bagi siapapun yang memiliki hubungan dengan China dan musuh asing lainnya.

    Pada tahun 2021, lebih dari 383.000 hektar lahan memiliki hubungan dengan Tiongkok, tetapi jumlahnya telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, menurut Agriculture Dive.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini