Tonton Youtube BP

Satelit NOAA akan jadi penyelamat bumi

Jeffry Wuisan
20 Sep 2025 14:55
4 minutes reading

PRIORITAS, 20/9/25 (Maryland): Sebuah satelit Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat,  bernama SWFO-L1 yang akan diluncurkan 23 September 2025 ke orbit sejauh sekitar 1,5 juta kilometer, disebutkan akan menjadi penyelamat bumi.

“Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) itu, dirancang untuk melindungi masyarakat, sejuta mil dari rumah, akan hadir pada tanggal 23 September 2025”, demikian siaran pers NOAA, seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Sabtu (20/9/25).

Dinamakan Space Weather Follow On at Lagrange 1 (SWFO-L1), karena satelit itu akan menempati orbit di titik Lagrange 1, sekitar satu juta mil atau sekitar 1,5 juta kilometer dari bumi.

Satelit SWFO-L1 milik NOAA adalah alat peringatan dini ke bumi.(noaa)

SWFO-L1 akan memantau gangguan angin matahari dan melacak Ejeksi Massa Koronal (CME) sebelum mencapai Bumi.

Dengan mendeteksi badai matahari terlebih dahulu, observatorium ini berfungsi sebagai suar (tanda) peringatan dini, untuk potensi peristiwa cuaca luar angkasa yang akan mengganggu bumi.

Sebagai observatorium operasional, SWFO-L1 akan mengirimkan data waktu nyata (realtime) ke Pusat Prediksi Cuaca Antariksa (SWPC) NOAA, sehingga memungkinkan prakiraan, pemantauan, dan peringatan yang lebih cepat dan akurat.

Saat sudah di posisi orbit sekitar 1.5 juta kilometer dari bumi, magnetometer boom akan memanjang menangkap anomali magnet matahari dan luar angkasa.(noaa)

Cepat diketahui

Informasi penting ini membantu melindungi jaringan listrik, sistem komunikasi dan navigasi nasional, serta mendukung keselamatan astronot dan infrastruktur berbasis antariksa.

Selain itu, ikut memberi peringatan ke semua industri dan aset utama yang rentan terhadap cuaca antariksa, jika terjadi anomali luar angkasa yang membahayakan ke bumi.

Dalam peta infografis jelas. Di sebelah kiri, matahari oranye memiliki empat komponen yang tersusun berdekatan seperti Angin Matahari, Ejeksi Massa Koronal, Suar Matahari, dan Partikel Energi.

Komponen matahari itu dapat mempengaruhi bumi bahkan bisa membahayakan bumi jika aktivitasnya jauh melebihi biasanya.

Di sebelah kanan, sektor Bumi terdapat jaringan komunikasi, jaringan energi, penerbangan, navigasi, sistem darurat, dan banyak lagi.

Semua sarana vital di bumi termasuk manusia bisa mengalami dampak buruk bila aktivitas berbahaya matahari tidak terdeteksi lebih cepat.

Di sinilah fungsi satelit SWFO-L1, yang akan secara cepat dan tepat serta terus menerus, mengiirmkan data perkembangan atau aktivitas matahari ke bumi.

Satelit SWFO-L1 akan mengawasi matahari dan lingkungan dekat Bumi, untuk mengetahui aktivitas cuaca luar angkasa.

Pengamatan ini menggunakan teleskop surya khusus, untuk memantau aktivitas matahari di samping serangkaian instrumen untuk melakukan pengukuran angin matahari secara waktu nyata.

Data dari SWFO-L1 akan dikirimkan ke Bumi secara real time sehingga memberi operator waktu tunggu yang penting,  untuk mengambil tindakan pencegahan melindungi infrastruktur vital, kepentingan ekonomi, dan keamanan nasional baik di Bumi maupun di luar angkasa.

Satelit SWFO-L1 dilengkapi berbagai sensor plasma dan thermal serta magnetometer.(noaa)

Buatan Amerika

Pesawat ruang angkasa dan instrumennya dibangun melalui kerja sama dengan entitas sektor publik dan swasta untuk memenuhi kebutuhan misi.

Semua komponen penting satelit SWFO-L1 buatan Amerika Serikat.

Observatorium dirakit dan pesawat ruang angkasa dibangun oleh BAE Systems di  Boulder, CO.

Koronagraf Kompak (CCOR-2) dibangun Laboratorium Penelitian Angkatan Laut AS di  Washington, DC.

Sensor Plasma Angin Surya (SWiPS)  oleh Southwest Research Institute (SwRI) di  San Antonio, Texas

Sensor Ion SupraThermal (STIS) oleh University of California di  Berkeley, CA

Magnetometer (MAG) oleh University of New Hampshire di  Durham, NH dan SwRI di  San Antonio, Texas.

Satelit SWFO-L1 sudah tiba di Fasilitas Operasi Luar Angkasa Astrotech di Titusville, Florida.

Satelit ini menjalani pengujian dan persiapan akhir untuk mengantisipasi peluncurannya dari Pusat Luar Angkasa Kennedy NASA.

Pengujian satelit secara menyeluruh sebenarnya sudah selesai pada Januari 2025.

Pada Februari 2025 adalah masa penyimpanan. Kemudiaan latihan misi dilakukan sejak Maret hingga September 2025 ini.

Pada Juli 2025 observatorium SWFO-L1 tiba di Pusat Antariksa Kennedy NASA

Pada September 2025 ini dilakukan enkapsulasi observatorium di fairing roket, kemudian dibawa ke landasan peluncuran.

23 September 2025 peluncuran ke luar angkasa dari Pusat Antariksa Kennedy NASA.

Bersama satelit NASA

Satelit SWFO-L1 akan dikirim ke luar angkasa bersama Wahana Pemetaan dan Akselerasi Antarbintang (IMAP) milik NASA, yang merupakan muatan utama.  Selain itu juga terdapat Observatorium Geokorona Carruthers.

Setelah berada di luar angkasa,  roket masih akan mendorong satelit SWFO-L1 mendekati matahari. Dan pada Januari 2026 tiba di Lagrange Point 1, hampir 1 juta mil dari Bumi.

Diperkirakan selama dua bulan hingga Maret 2026, pengoperasian selesai, transisi dari pengembangan dan peluncuran ke fase operasional observatorium.

Selama bertahun-tahun, satelit seperti DSCOVR dan ACE telah menyediakan pencitraan angin surya dan koronal, tetapi masa operasionalnya akan segera berakhir.

Satelit SWFO-L1 yang baru akan mengumpulkan data waktu nyata tentang angin surya, plasma, dan medan magnet, dengan Compact Coronagraph untuk mendeteksi lontaran massa koronal.

Posisinya di L1 memastikan pengamatan surya yang berkelanjutan dan tanpa halangan.(P-Jeffry W)

 

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x