PRIORITAS, 7/4/24 (Jakarta): Ramadan 1445 Hijriah berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ramadan tahun ini meninggalkan kesan mendalam tentang kuatnya rasa toleransi antaragama di Indonesia.
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kiai Haji Ahmad Zubaidi, mengatakan, Ramadan tidak hanya menjadi perayaan umat Islam. Tetapi banyak serangkaian acara sahur hingga berbuka puasa juga ikut diramaikan umat beragama lainnya, sehingga hubungan antarmasyarakat beragama pun sangat cair.
“Kita lihat sendiri ada fenomena ‘war takjil’ yang secara langsung mendorong adanya interaksi antarmasyarakat. Di banyak lingkungan perkantoran pun demikian, banyak yang difasilitasi untuk berbuka puasa bersama oleh perusahaannya walaupun pimpinannya bukan muslim,” kata Zubaidi, Minggu (7/4/24).
Buka puasa perusahaan non muslim
Dia mengungkapkan, pernah diundang untuk menghadiri acara buka puasa bersama oleh sebuah perusahaan yang dimiliki non-muslim.
Disebutnya, terlepas dari apa pun agama atau tingkat jabatan yang diembannya, mereka semua ikut serta mendatangi acara buka puasa bersama itu.
Dikatakan, ketika azan magrib berkumandang, semuanya ikut serta menyantap hidangan. Termasuk yang non-muslim juga ikut berbuka.
Dia menilai, hal itu merupakan sebuah fenomena yang luar biasa. “Kita ini memang sungguh luar biasa kehidupan toleransi antaragamanya. Umat Islam yang berpuasa bisa menghormati yang non-muslim, begitu pun sebaliknya,” kata Zubaidi.
Hubungan masyarakat antarberagama tidak saling curiga
Ia melanjutkan, fenomena-fenomena tersebut menjadi cerminan bahwa pada tataran masyarakat umum tidak ada masalah yang berarti.
Hubungan masyarakat antarberagama pun tidak saling curiga karena sudah terbiasa untuk hidup saling berdampingan.
Demi menjaga keberlangsungan lingkungan masyarakat yang damai dan toleran, Zubaidi mengimbau untuk tetap waspada pada gerakan yang menyerukan ideologi atau pemahaman transnasional, yang biasanya menyelipkan aspek intoleransi dalam dakwah agamanya.
“Mudah-mudahan dengan semangat kemanusiaan yang menggelora, perayaan Idulfitri akan menjadikan kehidupan kita makin bahagia, sejahtera, tentram, dan makin damai,” kata Kiai Haji Ahmad Zubaidi. (P-BS/jr) — foto ilustrasi istimewa