Tonton Youtube BP

Ekonom: Tren “bullish” pasar saham Indonesia dipicu oleh pelonggaran kebijakan moneter global

Zamir Ambia
3 Nov 2025 12:14
2 minutes reading

PRIORITAS, 3/11/25 (Jakarta): Kepala Ekonom BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), Helmy Kristanto, menilai pasar saham Indonesia tengah berada pada fase penguatan seiring meredanya periode pengetatan kebijakan moneter global.

“Pemangkasan suku bunga The Fed menunjukkan arah kebijakan yang lebih seimbang. Likuiditas global berpotensi membaik, memberi ruang bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk menjaga stabilitas tanpa tekanan suku bunga tinggi,” imbuh Helmy sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Senin (3/11/25).

Helmy menilai keputusan The Fed untuk menghentikan pengurangan neraca atau balance sheet runoff mulai 1 Desember 2025 akan menjadi sinyal penguatan likuiditas global.

Langkah tersebut diyakini dapat mendorong percepatan aliran modal ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang menawarkan imbal hasil aset tinggi serta prospek pertumbuhan ekonomi menjanjikan.

“Sentimen pasar mulai berbalik positif seiring turunnya suku bunga global. Dengan inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan ruang kebijakan yang masih luas, Indonesia memiliki daya tahan yang kuat dibandingkan negara lain di kawasan. Kondisi ini membuat pasar Indonesia berpotensi tetap menarik bagi investor, bahkan di tengah ketidakpastian global,” ujar Helmy.

Secara teknikal, Kepala Departemen Customer Engagement & Market Analyst BRIDS, Chory Agung Ramdhani, menyebut IHSG masih berada dalam tren penguatan yang kuat, ditunjukkan oleh pergerakannya yang berada di atas rata-rata jangka pendek maupun menengah.

Ia menambahkan, posisi IHSG saat ini telah menyentuh level 8.180 dan mendekati area resistance di 8.320, dengan support penting berada di kisaran 7.989.

“Penurunan suku bunga The Fed akan menjadi katalis fundamental yang kuat,” tutur Chory.

Pendorong faktor keuangan RI

Menurutnya, pelonggaran kondisi global diperkirakan akan menjadi faktor pendorong tambahan bagi pasar keuangan Indonesia menjelang akhir 2025.

“Dengan likuiditas dunia yang mulai membaik dan aliran dana asing yang kembali masuk, pasar saham domestik berpeluang melanjutkan tren kenaikannya. Situasi ini juga bisa memperkuat sentimen window dressing, ketika investor cenderung meningkatkan aktivitas beli di akhir tahun,” imbuh Chory.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, Senin (3/11/25) pukul 11.50 WIB, IHSG tercatat naik 99,57 poin atau 1,22 persen ke level 8.263,45. (P-*r/Zamir Ambia)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x