PRIORITAS, 9/4/24 (Jakarta): Tradisi mendatangi dan menyapa rakyat, malah dengan membagi-bagikan sesuatu, termasuk blusukan ke pasar-pasar, memang sangat melekat kepada sosok Presiden Joko Widodo.
Karena itu, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres), Heru Budi Hartono membantah anggapan, bantuan Sembako Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bersumber dari dana operasional Presiden hanya diberikan saat pemilihan umum (Pemilu).
Disebut Heru, sejak pertama kali menjabat, yakni pada 2014, bantuan Sembako itu sudah biasa disiapkan untuk masyarakat.
“Ya sejak 2014 saya mendampingi beliau setiap Kunker. Jadi gini. Setpres itu mempersiapkan dalam kurun waktu 24 jam Sembako. Harus stok ada kurang lebih 5.000. Itu perintah Bapak Presiden,” ujar Heru di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (8/4/24) kemarim.
“Contoh waktu gempa Palu, waktu banjir di Bogor yang beliau enggak bisa mendarat itu kan bantuan. Jadi di ujung-ujung kota Indonesia setiap Presiden harus bisa mempersiapkan kurang lebih dua hari sampai ke titik, kalau bisa 24 jam,” ungkapnya.
Dari dana operasional Presiden
Tak hanya bantuan Sembako, Presiden Jokowi juga memberi bantuan kepada warga Lansia, memberikan hadiah sepeda pada saat kuis dengan masyarakat, dan sebagainya yang juga diambilkan dari dana operasional Presiden.
Contoh lainnya, kata Heru, Kepala Negara memberikan sebuah mobil listrik untuk praktikum di SMK, alat laboratorium SMK juga dari dana operasional Presiden.
Kemudian, saat pandemi Covid-19 lalu, Presiden Jokowi memberikan makanan dan bantuan untuk UMKM yang terdampak pandemi. Selain itu, sapi kurban dari Presiden untuk setiap provinsi juga dibelikan dari dana operasional.
Sehingga, menurut Heru, Sembako hanya satu dari sekian bantuan yang bersumber dari dana operasional Presiden.
Adapun pada Senin kemarin, Presiden Jokowi membagikan 1.000 paket Sembako antara lain kepada pengemudi Ojol di depan Istana Merdeka, Jakarta. (P-KC/jr) — foto ilustrasi istimewa
