31.6 C
Jakarta
Saturday, December 7, 2024

    Sudah tertular di 20 negara, Maxi Rein Rondonuwu: Kemenkes susun strategi nasional penanggulangan penyakit radang otak akibat gigitan nyamuk (‘Japanese Encephalitis’)

    Terkait

    Jakarta, 1/8/23 (SOLUSSInews.com) – Saat ini pihak Kementerian Kesehatan bersama berbagai kepentingan terkait menyusun dokumen strategi nasional penanggulangan penyakit ‘Japanese Encephalitis’ atau radang otak yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk.

    “Hari ini ada launching strategi nasional penanggulangan ‘Japanese Encephalitis’ (JE) yang sudah selesai disusun. Penyakit ini masih jadi masalah di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Maxi Rein Rondonuwu saat membuka Asean Dengue Day 2023 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (25/7/23) lalu.

    Dilaporkan, Kemenkes menyebut JE merupakan virus dari gigitan nyamuk ‘culex’. Yakni yang terinfeksi virus JE. Dan ini menyebabkan penyakit radang otak pada pasien yang terinfeksi.

    Walaupun muncul nama Jepang dalam penamaan penyakit tersebut, faktanya virus itu tidak hanya menyerang penduduk di Jepang saja.

    Tertular di 20 negara

    Berdasarkan data yang dilansir laman Central For Disease Control and Prevention (CDC), setidaknya ada 20 negara yang tertular seperti India, Bangladesh, Jepang, Thailand, Singapore, Korea Selatan, Korea Utara, Vietnam, Laos, Malaysia, Burma, hingga Sri Langka.

    Maxi berharap dokumen strategi nasional penanggulangan JE yang disusun melalui Forum Asean Dengue Day 2023 menjadi pedoman arah tepat dalam upaya pencegahan dan pengendalian kasus di Indonesia.

    Hasil surveilans sentinel yang bergulir pada 2016 pada 11 provinsi di Indonesia menunjukkan terdapat 326 kasus Acute Encephalitis Syndrome (AES) dengan 43 kasus (13 persen) di antaranya positif JE.

    Tanda klinis dari JE tidak dapat dibedakan dengan penyebab lain dari AES, sehingga konfirmasi laboratorium menjadi sangat penting. JE merupakan kasus AES yang telah dikonfirmasi positif dengan pemeriksaan laboratorium (IgM) positif.

    Sembilan provinsi tertular

    Sebanyak 85 persen kasus JE di Indonesia terdapat pada kelompok usia 15 tahun dan 15 persen pada kelompok usia di atas 15 tahun.

    Data surveilans kasus JE di Indonesia tahun 2016 menunjukkan ada sembilan provinsi yang melaporkan kasus JE, yakni Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Kepulauan Riau.

    “Khususnya pada wilayah tertentu, salah satu yang paling banyak di Bali,” katanya.

    Nyamuk Culex biasa ditemukan di daerah persawahan, kolom, atau daerah yang memiliki genangan air dan sering menggigit pada malam hari. Virus JE memerlukan hewan sebagai inang perantara seperti babi, kerbau, dan beberapa jenis burung.

    Dikatakan, nyamuk Culex sifatnya antrosoofilik, hewan yang tidak hanya menghisap darah binatang saja tetapi juga menghisap darah manusia. Karena itu penularan JE dari hewan kepada manusia pun bisa terjadi.

    Gejala pada penyakit ini umumnya akan muncul 4-14 hari setelah terjadinya infeksi, gejala yang muncul seperti demam, menggigil, sakit kepala, lemas, mual, muntah bahkan hingga kejang yang sering dialami oleh anak kecil.

    Meski vaksin JE saat ini telah tersedia, tapi belum ada obat khusus untuk menyembuhkan penyakit itu, sehingga pencegahan seperti pemberian vaksin dan menghindari gigitan nyamuk amat penting untuk dilakukan. Demikian Maxi Rondonuwu. (S-Bdc/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini