Roma, 14/6/20 (SOLUSSInews.com) – AstraZeneca, raksasa farmasi hasil merger perusahaan Swedia Astra AB dan perusahaan Inggris Zeneca Group PLC menandatangani kontrak dengan Italia, Jerman, Prancis, serta Belanda, untuk menyediakan vaksin virus corona bagi warga negara Eropa.
Demikian diungkapkan Menteri Kesehatan Italia, Roberto Speranza, menurut laporan Reuters Sabtu, atau Minggu pagi WIB (14/6/20). Kontrak itu akan memasok 400 juta dosis vaksin Covid-19.
Vaksin AstraZeneca saat ini sedang dalam pengembangan dengan University of Oxford, Inggris. Adapun fase eksperimennya diharapkan selesai pada musim gugur ini. Sebagai gambaran, musim gugur Eropa terjadi sekitar bulan September sampai akhir November.
Speranza dalam postinganya di Facebook mengatakan, batch dosis pertama akan tersedia pada akhir tahun ini, lapor Reuters.
Kesepakatan itu merupakan kontrak pertama yang ditandatangani Aliansi Vaksin Inklusif Eropa (Europe’s Inclusive Vaccine Alliance/IVA), sebuah kelompok yang dibentuk Prancis, Jerman, Italia, dan Belanda guna mengamankan dosis vaksin untuk semua negara anggota Uni Eropa (UE) sesegera mungkin.
Pada pertemuan para Menteri Kesehatan UE pada Jumat (12/6/20) IVA setuju untuk menggabungkan kegiatannya dengan kegiatan Komisi UE, demikian Kementerian Kesehatan Jerman.
Pemerintah Uni Eropa pada Jumat juga mengeluarkan mandat untuk menginstruksikan Komisi Eropa menegosiasikan pembelian vaksin Covid-19 di muka. Namun tidak jelas apakah akan ada cukup uang untuk pembelian ini.
“Dengan rantai pasokan Eropa, kami segera memulai produksi, kami berharap dapat menyediakan vaksin secara luas dan cepat,” kata Kepala Eksekutif AstraZeneca Pascal Soriot dalam sebuah pernyataan.
Kesepakatan ini merupakan yang terbaru dari AstraZeneca untuk menjamin pasokan vaksin kepada pemerintah yang telah berjuang menyetujui pembelian di muka vaksin corona.
AstraZeneca telah menyetujui kesepakatan manufaktur secara global untuk memenuhi target memproduksi dua miliar dosis vaksin, termasuk dengan dua usaha yang didukung Bill Gates dan perjanjian dengan pemerintah AS senilai US$1,2 miliar. Demikian Reuters dan CNBC.
Pasok Tiongkok
Sebelumnya, CEO AstraZeneca, raksasa farmasi asal Inggris, Pascal Soriot, mengatakan kepada wartawan Sabtu (13/6/20), perusahaannya sedang dalam pembicaraan dengan Jepang, Rusia, Brasil dan Tiongkok untuk menyediakan vaksin Covid-19 perusahaan, Reuters melaporkan.
Brasil dan Rusia merupaka dua di antara negara-negara di dunia yang paling terpukul akibat pandemi virus corona di bawah Amerika Serikat (AS) di urutan teratas sebanyak 2,141 juta kasus, berdasarkan data Universitas Johns Hopkins. Hingga Minggu (14/5/20) pukul 06.30 WIB kasus infeksi Covid-19 di Brasil mencapai 850.796, sedangkan di Rusia 520.129.
Pada pertemuan para Menteri Kesehatan UE pada Jumat ((12/6/20) IVA setuju untuk menggabungkan kegiatannya dengan kegiatan Komisi UE, demikian Kementerian Kesehatan Jerman.
“Badan Regulasi Obat-obatan dan Produk Kesehatan Inggris (MHRA) telah menyetujui dimulainya uji coba fase III vaksin setelah studi menunjukkan kemanjuran dan keamanan yang cukup,” kata Pascal Soriot. (S-Rtr/CNBC/BS/jr)