PRIORITAS, 19/7/25 (Madrid): Awan asap tebal raksasa terlihat di atas Madrid saat kebakaran besar melanda hutan Spanyol bagian tengah. Kebakaran terjadi di kota Mentrida di wilayah Castile-La Mancha, sekitar 30 mil barat daya ibu kota.
Pihak berwenang Spanyol mengatakan kebakaran telah menghanguskan sekitar 3.000 hektar (11,6 mil persegi) pada sore hari.
Petugas pemadam kebakaran bergegas mengevakuasi penduduk dari rumah-rumah di dekat kebakaran hutan di Spanyol.
Puluhan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka saat Garda Sipil Spanyol dikerahkan untuk melindungi warga dari kebakaran.
Sedangkan pihak berwenang di kota Madrid, menghimbau warga untuk tetap di rumah dan menutup jendela agar terhindar dari serangan asap.
Petugas pemadam kebakaran yang dikerahkan di darat dan udara bekerja untuk memadamkan api yang mulai terjadi sekitar pukul 3 sore.
“Lebih dari 95 petugas pemadam kebakaran telah dikerahkan untuk menangani kebakaran tersebut”, kata pejabat setempat, seperti dikutip Beritaprioritas dari The Independent, hari Sabtu (19/7/25).
Dinas Pencegahan dan Pemberantasan Kebakaran Hutan, menyatakan 95 persen api telah berhasil dipadamkan menjelang hari Sabtu.
Pihak berwenang juga telah kembali membuka jalan seiring membaiknya jarak pandang.
Angin bawa asap
Angin yang bertiup cukup kencang telah membawa asap ke ibukota Madrid, sehingga pada sore hari langit berubah menjadi jingga dan dipenuhi asap.
Media lokal melaporkan penduduk Madrid mencium bau terbakar dari rumah mereka, sehingga menimbulkan kekhawatiran.
Sebagian besar wilayah Spanyol berada dalam peringatan panas dan kebakaran, dengan suhu pada hari Kamis telah mencapai 37C di Madrid.
Otoritas Spanyol memerintahkan lebih dari 18.000 penduduk di provinsi Tarragona timur laut, untuk tetap berada di dalam rumah.
Dua orang tewas dalam kebakaran hutan terpisah di wilayah Catalonia , tempat Tarragona berada.
Menurut Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa, Eropa adalah benua yang paling cepat memanas di dunia, dengan suhu meningkat dua kali dari rata-rata global sejak tahun 1980-an.
Para ilmuwan memperingatkan, perubahan iklim memperburuk frekuensi dan intensitas panas serta kekeringan, yang membuat tempat-tempat lebih rentan terhadap kebakaran hutan. (P-Jeffry W)
