PRIORITAS, 18/9/24 (Jakarta): Dari sejumlah sumber diketahui, ada beberapa makanan dinilai sebagai makanan super yang dapat membantu mengurangi penyakit hati berlemak.
Seperti ditulis laman Hindustan Times, Selasa (17/9/24) dan dirangkum dari Antara, Rabu (18/9/24), seorang ahli gizi Deepsikha Jain dalam unggahan di media sosial menyebutkan, kopi hitam, alpukat, kunyit, dan sayuran berdaun hijau sangat bermanfaat untuk kesehatan hati.
Akan tetapi, konsumsi makanan ini juga harus dibarengi dengan mengendalikan karbohidrat dan memperbaiki kebiasaan gaya hidup.
Sementara itu, Dr Bhavesh Patel, Konsultan Gastroenterolog, Rumah Sakit Umum Bhailal Amin Rumah Sakit Umum Bhailal Amin berbagi, sayuran berdaun hijau sudah menjadi pola makan normal yang dianggap sebagai makanan super untuk aktivitas sehari-hari dan kesehatan hati.
“Sama sekali tidak ada aturan tentang sayuran berdaun hijau. Dalam pola makan kuno kita, kita biasa makan banyak sayuran berdaun hijau. Makanan luar, yang kita konsumsi sebagai junk food, sebagian besar adalah karbohidrat yang perlu kita hindari,” sarannya.
Kopi hitam bermanfaat untuk kesehatan hati
Selanjutnya, ia juga menyebut kopi hitam bermanfaat untuk kesehatan hati karena kandungan flavonoid dan antioksidan yang ada dalam kopi. Namun jika seseorang memiliki masalah dengan kopi, pilih varian kopi tanpa kafein.
Di pihak lain, Patel mengatakan alpukat mengandung lemak sehat dan antioksidan sehingga menjadikannya makanan sehat untuk hati.
“Namun, kita harus berhati-hati untuk tidak mengonsumsi tiga hingga empat alpukat untuk meningkatkan kesehatan hati secara teratur. Terkadang alpukat dapat dimasukkan dalam makanan,” tambahnya.
Lalu, mengenai konsumsi kunyit, Patel juga menyarankan untuk memasukkannya sebagai bumbu dalam makanan dan membatasi tablet kunyit atau kapsul karena bisa menyebabkan kasus cedera hati.
“Kunyit dalam jumlah sedang, yang kita gunakan dalam makanan sehari-hari kita, tidak apa-apa. Tidak ada data konkret yang mendukung kunyit sebagai suplemen untuk hati yang sehat,” tambah Dr Bhavesh Patel. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa
