Cikarang, 3/5/20 (SOLUSSInews.com): Dalam publikasinya, pihak PT Lippo Cikarang Tbk menyatakan, perseroan mampu meraih total pendapatan Rp1,69 triliun pada 2019. Ini terlihat turun 23,3 persen jika dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp2,21 triliun.
Dilaporkan, penurunan terutama dari penjualan tanah yang tidak berulang ke PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) sebesar Rp838 miliar pada 2018, dibandingkan Rp65 miliar pada 2019.
“Meskipun demikian, secara normal, pendapatan perseroan tahun lalu meningkat sebesar 18,8 perssen menjadi Rp1,62 triliun dari periode 2018 senilai Rp1,37 triliun,” ungkap manajemen PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), dalam publikasinya, Selasa (2/6/20) kemarin.
Disebutkan, pada kuartal IV-2019, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp634 miliar, meningkat 69,7 persen dibanding Rp374 miliar pada kuartal III-2019. Kenaikan ini terjadi karena penjualan properti meningkat setelah pemilihan Presiden dan Hari Raya Islam.
Ditopang penjualan ‘lots’ industri
Pendapatan Lippo Cikarang ditopang oleh penjualan lots industri yang lebih tinggi, yakni penjualan tanah Delta Silicon 8 pada 2019. Selain itu, terjadi peningkatan pendapatan berulang yang dihasilkan oleh divisi manajemen kota untuk tarif kepada penduduk meningkat sebesar 15 persen pada 2019.
“Hal ini menyebabkan pertumbuhan pendapatan tahun ke tahun yakni 378 persen dan 23,7 persen,” jelas manajemen.
Disebutkan pula, penjualan rumah tinggal dan apartemen mencapai Rp825 miliar memberikan kontribusi hingga 48,7 persen dari total pendapatan 2019.
Sementara pendapatan dari penjualan tanah industri dan komersial sebesar Rp134,5 miliar, dengan kontribusi sebesar 7,9 persen terhadap total pendapatan.
Total aset meningkat
Adapun, laba kotor perseroan menurun menjadi Rp681 miliar di 2019 dari Rp1,33 triliun pada 2018. Sedangkan laba bersih turun menjadi Rp311 miliar pada tahun lalu, dibanding perolehan 2018 sebesar Rp1,96 triliun.
“Secara kuartalan, laba kotor perseroan meningkat 96,6 persen menjadi Rp262 miliar di kuartal IV-2019 dibanding kuartal sebelumnya Rp133 miliar,” tandasnya.
Lippo Cikarang juga mencetak EBITDA sebesar Rp496 miliar pada 2019, turun 49,6 persen dari Rp985 miliar pada 2019.
Sementara itu, total aset perseroan dinyatakan meningkat 32,4 persen menjadi Rp12,21 triliun dari Rp9,22 triliun berkat penyelesaian rights issue yang meningkat sekitar Rp2,9 triliun.
Strategi bisnis
Sementara itu, Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk, Simon Subiyanto mengatakan, mengingat pasar properti yang kompetitif saat ini, perseroan terus fokus pada pengendalian biaya dan operasi yang efisien sambil menyediakan pelanggan dengan produk-produk berkualitas tinggi.
“Itu misalnya terjadi melalui produk yang kami luncurkan baru-baru ini, Waterfront Estates, di mana cluster pertama telah terjual habis dan kami membuka penjualan unit di cluster dua,” jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (2/6/20).
Secara total, perusahaan menjual 309 rumah senilai Rp262,6 miliar, dengan harga mulai dari Rp449 juta hingga Rp1,5 miliar dan total tanah 25.803m².
Hasil penjualan jauh di atas target awal perseroan yaitu 250 rumah dan memvalidasi strategi bisnis inti perusahaan serta strategi perumahan yang terjangkau.
“Kami percaya permintaan pasar untuk rumah hunian berkualitas dengan harga di bawah Rp1,5 miliar per unit akan tinggi dengan harga yang menarik titik untuk segmen perumahan,” katanya lagi.
Kondisi terkini Orange County
Disebutkan pula, saat ini empat menara di Orange County, yakni Irvine, Westwood, Pasadena dan Glendale Tower telah diserahkan kepada pelanggan. Keempat menara tersebut terdiri dari 1.779 unit apartemen senilai Rp1,6 triliun dan merupakan contoh lain dari komitmen perseroan untuk menyerahkan unit apartemen tepat waktu.
Selain itu, menara keenam, Newport Park yang dibangun bekerja sama dengan Mitsubishi Corp, diakhiri pada awal 2020.
Orange County yang persis di ‘front line’ kawasan kota modern Meikarta ini, bakal dilengkapi mal kelas dunia.
Simon Subiyanto menambahkan, perseroan juga fokus pada peluang untuk pertumbuhan di masa depan, termasuk melihat infrastruktur yang terjadi di koridor timur Jakarta.
Komitmen pemerintah terhadap koridor timur ditunjukkan oleh beberapa proyek infrastruktur termasuk LRT Cawang-Bekasi Timur dengan pekerjaan yang telah mencapai 69 persen.
Selain itu, ada Kereta Api Berkecepatan Tinggi Jakarta-Bandung yang ditargetkan beroperasi dalam beberapa tahun ke depan (yang kini bakal diperpanjang hingga ke Surabaya, Red), jalan tol Jakarta-Cikampek, kemajuan proyek pelabuhan laut Patimban Deep baru, dan Bandara Kertajati telah beroperasi sejak 2018.
Lippo Cikarang telah menunjukkan reputasinya sebagai pengembang properti daerah perkotaan dengan fasilitas berstandar internasional, dengan luas sekitar 3.250 hektar, di mana industri menjadi basis ekonominya.
Perseroan telah berhasil membangun lebih dari 17.192 rumah, dengan populasi saat ini 55.128 penduduk.
Di kawasan industri Lippo Cikarang, juga terdapat sekitar 574.042 orang bekerja setiap hari di 1.359 pabrik manufaktur. Demikian rilis Staf Public Relations PT Lippo Cikarang Tbk. (S-ID/jr)