PRIORITAS, 19/7/25 (Jakarta): Kini akhirnya Indonesia dan Uni Eropa mencapai political agreement atas perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) setelah negosiasi panjang 10 tahun.
Sebagaimana dikemukakan Wakil Menteri Luar Negeri (Wanenlu) RI, Havas Oegroseno, pencapaian tersebut jadi bukti nyata diplomasi ekonomi Indonesia menghasilkan dampak konkret dunia usaha.
“Produk Indonesia sekarang punya akses bebas tarif (0 persen) ke pasar Uni Eropa. Ini bukan sekadar wacana, tapi hasil dari kerja diplomasi ekonomi yang nyata,” ungkap Havas dalam diskusi yang digelar Gempita Milenial di Kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (19/7/25).
Wamenlu mengungkap, melalui CEPA ribuan produk ekspor Indonesia mulai dari pertanian, manufaktur, hingga komoditas unggulan berpotensi menikmati penghapusan tarif masuk ke 27 negara anggota Uni Eropa.
Komoditas unggulan mendapat akses pasar
Selanjutnya Havas menekankan, fasilitas tarif 0 persen jadi peluang yang bisa dimanfaatkan langsung pelaku usaha Indonesia untuk meningkatkan daya saing ekspor di pasar global.
“Produk-produk Indonesia dari berbagai sektor, termasuk pertanian, perikanan, manufaktur, dan komoditas unggulan akan mendapat akses pasar yang jauh lebih luas dengan tarif masuk 0 persen ke 27 negara Uni Eropa,” tambahnya.
Dikatakannya kagi, CEPA dinilai jadi jawaban isu sensitif seperti EUDR (EU Deforestation Regulation) yang selama ini menjadi tantangan ekspor produk sawit dan turunannya.
Disebutnya, Indonesia bisa menyampaikan posisi nasional lebih kuat dan meredakan kekhawatiran Uni Eropa tanpa mengorbankan kepentingan domestik.
“Kita tetap jaga standar keberlanjutan yang bisa diterima internasional, tapi kita juga pertahankan kepentingan nasional kita. Itulah diplomasi fleksibel yang kita jalankan,” ujar Havas.
Peran aktif Presiden Prabowo
Lebih lanjut, Havas menyebut capaian CEPA tak lepas dari peran aktif Presiden Prabowo Subianto dalam diplomasi ekonomi, khususnya saat melakukan kunjungan kenegaraan ke markas Uni Eropa.
Diketahui, dalam kunjungan tersebut, Presiden Prabowo tidak hanya membangun komunikasi politik, tapi langsung mendorong penyelesaian CEPA di tingkat tertinggi. “Ini bukan pertemuan simbolik. Langsung ada hasil. Dan ini membuktikan bahwa diplomasi luar negeri kita sekarang diarahkan untuk memberikan manfaat konkret,” katanya.
Pada tahap selanjutnya atas kesepakatan tersebut Indonesia dan Uni Eropa akan melanjutkan ke tahap ratifikasi di parlemen masing-masing.
Adapun pemerintah menargetkan implementasi CEPA dalam waktu dekat, tidak disebutkan secara pasti oleh Havas, namun ingin pelaku usaha tidak perlu menunggu terlalu lama untuk memanfaatkan tarif 0 persen dan penghapusan hambatan non-tarif lainnya.
Kemudian, Wamenlu menegaskan pemerintah juga akan mengedukasi sektor swasta agar siap memanfaatkan peluang secara maksimal. “Jangan sampai fasilitas sudah tersedia, tapi tidak digunakan karena kurang sosialisasi atau kesiapan teknis,” demikian Havas Oegroseno. (P-*r/Bst/jr)