PRIORITAS, 18/5/25 (Washington): Informasi yang diterima Beritaprioritas.com, Minggu (18/5/25), menyatakan, beberapa bulan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengusulkan “mengambil alih” Gaza, kini sebuah laporan baru mengklaim, AS sedang mengerjakan sebuah rencana untuk merelokasi secara permanen sekitar satu juta warga Palestina dari wilayah yang dilanda perang itu ke Libya.
Disebutkan, rencana tersebut sedang dalam “pertimbangan serius” dan pemerintahan Trump telah membahasnya dengan para pemimpin Libya, lapor NBC News pada Jumat (16/5/25) waktu setempat, atau Sabtu pagi (16/5/25) WIB kemarin, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Sebagaimana siaran NDTV, Sabtu (17/8/25) atau Minggu dinihari (18/5/25) WIB, AS disebut-sebut akan mencairkan miliaran dolar dana yang dibekukan lebih dari satu dekade lalu kepada Libya sebagai imbalan atas relokasi warga Palestina dari Gaza, demikian laporan itu menambahkan.
Belum ada kesepakatan akhir
Akan tetapi, belum ada kesepakatan akhir dan Israel masih melancarkan operasi militer di Gaza, membalas Hamas karena menewaskan 1.200 orang di kota Israel pada bulan Oktober 2023.
Sementara itu, NBC News telah melaporkan rencana AS tersebut dan telah diberitahu tentang diskusi itu. Namun seorang pejabat AS mengatakan laporan itu “tidak benar.”
“Situasi di lapangan tidak dapat dipertahankan untuk rencana semacam itu. Rencana semacam itu tidak dibahas dan tidak masuk akal,” kilah pejabat itu kepada NBC News.
Begitu juga seorang pejabat senior Hamas, kelompok teroris yang ditetapkan AS dan menguasai Gaza, mengatakan, dia tidak mengetahui adanya diskusi tentang pemindahan warga Palestina ke Libya.
“Warga Palestina sangat mengakar di tanah air mereka, sangat berkomitmen pada tanah air dan mereka siap berjuang sampai akhir dan mengorbankan apa pun untuk mempertahankan tanah mereka, tanah air mereka, keluarga mereka, dan masa depan anak-anak mereka,” ujar Basem Naim kepada NBC News.
“[Palestina] adalah satu-satunya pihak yang memiliki hak untuk memutuskan bagi Palestina, termasuk Gaza dan warga Gaza, apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan,” tambahnya.
Relokasi warga Gaza
Diketahui, bulan ini, sejumlah media AS melaporkan, Donald Trump, yang menjabat pada Januari dengan janji untuk mendeportasi jutaan orang, berencana untuk mengirim migran ke negara ketiga, termasuk Libya.
Tetapi, Pemerintah Persatuan Nasional Libya menolak penggunaan wilayah Libya sebagai tujuan untuk mendeportasi migran tanpa sepengetahuan atau persetujuannya.
Selain itu, pemerintah tersebut juga mengatakan tidak ada koordinasi dengan AS mengenai penerimaan migran.
Trump sejak kembali berkuasa, telah berulang kali menyarankan agar warga Palestina di Gaza diterima oleh negara-negara Arab regional seperti Mesir dan Yordania, sebuah gagasan yang ditolak oleh negara-negara Arab maupun para pemimpin Palestina.
Lalu bulan Februari, ia menyarankan agar AS mengambil alih Jalur Gaza dan memindahkan sekitar dua juta warga Gaza keluar dari wilayah tersebut ke negara-negara lain di kawasan tersebut, sebuah rencana yang dijuluki “Riviera Timur Tengah.” (P-Mtv/se)