PRIORITAS, 14/5/25 (Riyadh): Ini merupakan kesepakatan pembelian senjata militer terbesar dalam sejarah dunia. Arab Saudi memborong persenjataan Amerika Serikat senilai $142 miliar (sekitar Rp2400 triliun).
Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman, melakukan penandatanganan perjanjian strategis pertahanan itu, bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Royal Court Riyadh, hari Selasa 13 Mei 2025 waktu setempat.
Dilansir media Saudi, Asharq al-Awsat seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Rabu (14/5/25), berdasarkan perjanjian itu, Arab Saudi juga akan membeli pesawat jet tempur siluman canggih F-35 dari AS, untuk memperkuat Angkatan Udaranya.
Pembelian senjata tersebut dinilai baru kali terjadi dalam jumlah dan nilai yang luar biasa besar.
Lebih banyak dari Rusia
Jika dibandingkan dengan anggaran pertahanan Rusia tahun 2025 ini sebesar $129 miliar, nilainya lebih banyak 13 miliar dolar.
Jumlahnya tiga kali anggaran pertahanan Jepang yang tercatat sebesar $53 miliar. Bahkan sekitar lima kali lebih banyak dari anggaran pertahanan Australia tahun 2025 sebesar $37 miliar.
Perjanjian AS dan Arab Saudi tersebut juga mencakup nota kesepahaman untuk kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, energi, teknologi, pertambangan, sumber daya alam, kesehatan, dan penelitian medis.
Meskipun rincian lengkap dari kesepakatan tersebut tidak dipublikasikan, namun menjelang pertemuan puncak laporan mengindikasikan Trump menawarkan sistem militer canggih Amerika Serikat termasuk pesawat angkut C-130.
Awal bulan ini, pemerintahan Trump memberikan persetujuan awal untuk kesepakatan besar lainnya senilai $3,5 miliar untuk rudal udara-ke-udara, yang akan dipasang di jet tempur Saudi.
Sumber lain menyebutkan, AS juga mensuplai sistem rudal pertahanan canggih Terminal High Altitude Area Defence (THAAD), yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan serangan rudal balistik musuh.
Investasi Saudi $600 miliar
Kunjungan Presiden Trump ke Timur Tengah yang mencakup rencana singgah di Qatar dan Uni Emirat Arab, difokuskan terutama pada isu ekonomi.
Presiden AS tersebut bermaksud mengamankan serangkaian kesepakatan besar untuk meningkatkan investasi dari negara-negara Teluk yang kaya ke dalam ekonomi Amerika.
Presiden AS Donald Trump juga sudah mendapatkan komitmen $600 miliar dari Arab Saudi untuk berinvestasi di Amerika Serikat.
“Kesepakatan yang dirayakan hari ini merupakan kesepakatan bersejarah dan transformatif bagi kedua negara serta mewakili era keemasan baru kemitraan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi,” kata Trump dalam sebuah pernyataan.
Di antara perjanjian yang dicapai pada hari Selasa: Saudi Arabian DataVolt terus maju dengan rencana untuk menginvestasikan $20 miliar di pusat data kecerdasan buatan, Artificial Intelligence (AI) dan infrastruktur energi di Amerika Serikat.
AS bangun Bandara
Gedung Putih juga mengungkapkan, Google, DataVolt, Oracle, Salesforce, AMD, dan Uber berkomitmen untuk menginvestasikan $80 miliar dalam teknologi transformatif mutakhir di kedua negara.
Perusahaan-perusahaan Amerika termasuk Hill International, Jacobs, Parsons, dan AECOM sedang membangun proyek infrastruktur utama seperti Bandara Internasional Raja Salman, Taman Raja Salman, The Vault, Kota Qiddiya, dan masih banyak lagi yang bernilai total $2 miliar dalam ekspor jasa AS.
Ekspor utama tambahan mencakup turbin gas dan solusi energi GE Vernova dengan total $14,2 miliar dan pesawat penumpang Boeing 737-8 untuk AviLease dengan total $4,8 miliar.
Kemitraan investasi mencakup beberapa dana khusus sektor dengan penekanan kuat pada penempatan di AS, seperti Dana Investasi Energi senilai $5 miliar, Dana Teknologi Dirgantara dan Pertahanan New Era senilai $5 miliar, dan Dana Olahraga Global Enfield Sports senilai $4 miliar.
Usai dari Kerajaan Saudi, Trump selanjutnya akan mengunjungi Uni Emirat Arab dan Qatar. (P-Jeffry W)