PRIORITAS, 5/7/25 (Tangerang Selatan): Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat sebanyak 2.639 warga sedang menjalani pengobatan tuberkulosis (TBC) sepanjang enam bulan terakhir.
Angka tersebut tercatat dari laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel selama periode Januari-Juni 2025. Semua pasien TBC sedang mengikuti program pengobatan rutin di fasilitas kesehatan.
“Pada Januari-Juni 2025, tercatat ada 2.639 orang. Mereka sedang menjalani pengobatan TBC. Kita mengupayakan jangan ada penderita TBC baru dan yang ada jangan putus obat, karena akan terjadi resisten obat dan itu lebih lama lagi pengobatannya. Semua penderita TBC sangat bisa disembuhkan,” kata Kepala Dinkes Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar.
Selain mencatat angka infeksi aktif, Dinkes Tangsel kini berfokus pada upaya eliminasi TBC berbasis wilayah. Salah satunya melalui deklarasi RW bebas TBC.
RW bebas TBC digencarkan
Allin mengatakan, RW bebas TBC menjadi strategi utama untuk menjangkau langsung masyarakat. Cara ini dianggap efektif sebagai garda awal deteksi dini pasien berisiko.
“TBC ini masih jadi penyakit menular yang harus kita perangi bersama, di 2030 Indonesia harus eliminasi TBC. Di Tangsel kita melakukan kegiatan berbasis kewilayahan dengan membuat RW bebas TBC,” jelasnya, seperti dikutip Beritaprioritas dari Metrotvnews.com, Sabtu (5/7/25).
Allin menuturkan, program ini menyasar 10 persen dari 54 kelurahan di Tangsel pada 2025. RW yang ditetapkan wajib aktif mengedukasi warga dan melaporkan temuan kasus ke petugas.
“Di tahun ini targetnya 10 persen RW harus sudah deklarasikan RW bebas TBC kemudian. Di 2030, 100 persen RW sudah deklarasikan bebas TBC,” ungkap Allin.
Sejauh ini, lanjut Allin, Dinkas Tangsel telah menetapkan 12 RW bebas TBC. Wilayah tersebut tersebar di Kecamatan Ciputat Timur, Pondok Aren, Pamulang, dan Setu.
Komitmen masyarakat jadi bagian penting dalam menekan penyebaran infeksi. Allin juga menekankan pentingnya menghapus stigma terhadap penderita.
“Saat ini yang kita perangi adalah masih terjadi stigma, TBC itu jangan dekat-dekat karena menular padahal harusnya didukung,” ujarnya. (P-Khalied Malvino)
No Comments