Tonton Youtube BP

Sudah 20 tahun berlalu, keadilan Haditha masih gelap

Giovanni Riung
17 Nov 2025 13:44
2 minutes reading

Safa Younes kini berusia 33 tahun dia satu-satunya anggota keluarga yang selamat dari penembakan di Haditha (FOTO/BERITAPRIORITAS).

PRIORITAS, 17/11/25 (Iraq): Safa Younes kembali ke rumah masa kecilnya di Haditha, Irak, yang kini berdiri sebagai saksi bisu pembantaian keluarganya oleh marinir AS pada 19 November 2005. Lubang-lubang peluru masih tampak di pintu depan, sementara seprai bercorak cerah di kamar belakang menutupi ranjang tempat ibu, lima saudara, dan bibinya ditembak mati.

Ayahnya tewas di ambang pintu, dan Safa yang saat itu berusia 13 tahun selamat hanya dengan berpura-pura meninggal di antara tubuh saudara-saudaranya, salah satunya berusia tiga tahun. Dua dekade berlalu, investigasi BBC Eye mengungkap bukti baru yang menyoroti kemungkinan keterlibatan dua marinir yang tidak pernah diadili, memperkuat keraguan terhadap integritas penyelidikan Amerika pada masa itu.

Bukti tersebut mencakup rekaman pernyataan seorang marinir yang mengaku menembak ayah Safa meski tanpa senjata, serta pengakuan lain yang menunjukkan keberadaannya di dalam kamar eksekusi bertentangan dengan kesaksian sebelumnya. Ahli forensik Michael Maloney menilai kesaksian itu selaras dengan analisis TKP yang ia lakukan, mengindikasikan dua marinir memasuki kamar dan menembak seluruh keluarga pada jarak dekat.

Pembunuhan keluarga Safa merupakan bagian dari tragedi yang dikenal sebagai Haditha massacre, ketika 24 warga sipil Irak termasuk perempuan dan anak-anak dibunuh oleh marinir AS setelah sebuah bom pinggir jalan menewaskan satu anggota mereka seperti dilansir dari BBC.

Meski penyelidikan kasus ini menjadi yang terpanjang dalam sejarah perang Irak, proses hukum berakhir tanpa satu pun hukuman. Banyak dakwaan dibatalkan atau tak pernah diproses karena imunitas yang diberikan kepada saksi kunci. Rekaman kesaksian Safa yang dibuat pada 2006 pun tidak pernah ditampilkan dalam persidangan. Kini, pada usia 33 tahun dan menjadi ibu dari tiga anak, Safa masih menyimpan luka mendalam dan menegaskan bahwa keadilan belum ditegakkan.

Setelah melihat rekaman terbaru, ia menyatakan para marinir yang terlibat seharusnya telah dipenjara sejak hari tragedi itu terjadi. “Semua terasa seperti baru kemarin,” ujarnya, sambil berharap kasus ini akhirnya dibuka kembali dan pelaku bertanggung jawab di hadapan hukum. (P-Gio R)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x