Semarang, 17/2/21 (SOLUSSInews.com) – Baru-baru ini sejumlah anggota Komisi IX DPR berkunjung ke Rumah Sakit Karyadi, Semarang, untuk mengetahui kelanjutan pengembangan vaksin Covid-19 yang diberi nama vaksin nusantara.
Dilaporkan, vaksin nusantara (vaknus) mulai dikembangkan September 2020 lalu atas perintah lisan Presiden Jokowi kepada Terawan Agus Putranto yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
Ternyata, tanpa banyak publikasi, saat ini, vaknus sudah sampai tahap uji klinis fase kedua.
Vaknus merupakan vaksin berbasis sel dendritik yang sebelumnya telah dikembangkan oleh AIVITA Biomedical Inc di California, Amerika Serikat.
Terawan jadi inisiator
Inisiator vaknus, Terawan Agus Putranto mengatakan, jika lolos uji klinis di semua tahapan dan mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), vaknus akan diproduksi secara massal.
“Bisa diproduksi hingga 10 juta dosis per bulan,” kata Terawan kepada BeritaSatu.com, Selasa (16/2/21) kemarin.
Mantan Menteri Kesehatan itu mengatakan, Indonesia juga harus mampu memproduksi vaksin Covid-19 sendiri. “Kita harus punya kemampuan mandiri untuk membuat vaksin yang platformnya individual,” tandasnya.
Pengembangan vaknus melibatkan peneliti dari Universitas Gadjah Mada Jogjakarta, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Universitas Diponegoro Semarang, dan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Aman untuk segala usia
Vaknus direkayasa aman untuk segala usia, mulai dari anak-anak (di bawah 17 tahun) sampai usia di atas 60 tahun. Selain itu vaknus juga aman untuk orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Mantan Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, Andi, mengungkapkan, pengembangan vaknus bermula dari perintah lisan Presiden Jokowi ke Terawansaat masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
“Waktu itu Pak Terawan diperintah Presiden Jokowi untuk mendapatkan vaksin Covid-19 yang aman bagi anak-anak dan pasien Covid-19 yang punya penyakit penyerta,” kata Andi.
Andi memaparkan, Presiden Jokowi memberi perintah pada Agustus 2020. Dan satu bulan kemudian Terawan membentuk tim untuk mengembangkan vaknus.
“Seperti kita tahu, saat ini vaknus sudah sampai uji klinis tahap kedua,” demikian Andi. (S-BS/jr)