Ilustrasi penggunaan jaringan internet.(Dok/sekitarkita.id)PRIORITAS, 22/11/25 (Jakarta): Keberlanjutan program Internet Rakyat Rp100.000 yang menawarkan kecepatan hingga 100 Mbps masih diragukan oleh pengamat telekomunikasi
Apa lagi harga yang ditawarkan sangat murah, di sisi lain ada ongkos yang harus ditanggung oleh penyelenggara layanan seperti biaya karyawan hingga biaya spektrum frekuensi dan rencana pengembalian investasi.
PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) menjadi penyelenggara layanan Internet Rakyat Rp100.000. Setiap tahunnya, untuk mengoperasikan pita frekuensi 1,4 GHZ, Telemedia harus membayar Rp400 miliar kepada pemerintah untuk memberikan layanan fixed wireless access (FWA) di Pulau Jawa, Maluku, dan Papua.
Menurut pengamat telekomunikasi Kamilov Sagala program ini masih bersifat solusi sementara. Menurutnya, harga murah dapat menarik minat masyarakat, tetapi tidak serta-merta menjamin kualitas maupun keberlanjutan bisnis layanan tersebut.
“Pengembalian investasinya berikut teknologi ke depannya menjadi tantangan tidak mudah, bisa saja penyesuaian tarif atau ada subsidi dari regulatornya, sehingga bisa bertahan dengan program dan komitmennya,” jelas Kamilov, seperti dilansir dari Bisnis.com.
Dikatakan Kamilov tarif murah dalam layanan Fixed Wireless Access (FWA) seperti Internet Rakyat merupakan strategi promosi untuk memperkenalkan produk, namun harus dibatasi waktu. Dia menambahkan layanan ini berpotensi meningkatkan pemerataan akses internet di wilayah yang belum terjangkau jaringan fiber. Namun, menurutnya keberlanjutan operasional tetap menjadi pertanyaan.
“Untuk pemerataan akses internet dapat membantu wilayah non- fiber tetapi berapa lama bisa bertahannya,” ujarnya.
Lebih lanjut menurut Kamilov persaingan layanan FWA belum akan terasa dalam satu hingga dua tahun ke depan. Namun, dia memprediksi kompetisi justru akan semakin ketat pada sektor penyedia layanan internet (ISP) dibanding langsung di ranah FWA.
Karena itu dia menilai pengembangan model investasi ke depan membutuhkan kolaborasi multipihak antara penyedia layanan, pemerintah daerah, hingga Komdigi dan Kementerian/Kelembagaan terkait.
“Model investasi kedepannya penting peran komdigi dan pemda bersama danantara kolaborasi, agar kesediaan infrastruktur 5G FWA menjadi nyata,” jelasnya.
Adapun Internet Rakyat merupakan layanan internet berbasis jaringan 5G FWA dengan kecepatan 100 Mbps yang dibanderol sekitar Rp100.000 per bulan. Layanan ini dihadirkan oleh PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge. Saat ini, cakupannya tersedia di Pulau Jawa, Maluku, dan Papua.
AgarUntuk dapat menggunakan layanan ini, masyarakat harus melakukan pra-registrasi terlebih dahulu melalui laman resminya, kemudian mengisi data pribadi seperti nama, email, nomor ponsel, serta alamat domisili, dan menandai lokasi kediaman di peta sebelum data dikirimkan. (P-*r/am)
No Comments