PRIORITAS, 28/4/25 (New York): Israel terus memodernisasi teknologinya untuk dimanfaatkan pada berbagai kebutuhan, baik dilakukan sendiri, maupun dengan melibatkan kerjasama strategis bersama raksasa-raksasa teknologi global, termasuk Google.
Laporan yang diterima Beritaprioritas.com, Senin (28/4/25) menyebutkan, kendati para karyawan Google DeepMind, divisi Google yang fokus dalam teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligent, AI), bertekad melawan rencana raksasa teknologi tersebut untuk menjual AI ke Israel, namun agaknya penjualan itu tak terhindarkan.
Sebagaimana diungkapkan Financial Times, karyawan DeepMind berencana membentuk serikat pekerja untuk bersatu menentang rencana Google menjual teknologi AI ke grup bisnis pertahanan yang punya kaitan erat dengan pemerintah Israel.
Tercatat sekitar 300 pegawai DeepMind disebut telah bergabung dengan Serikat Pekerja Komunikasi (Communication Workers Union/CWU) dalam beberapa pekan terakhir.
Karyawan alami pemecatan
Terkait itu, karyawan Google juga telah melakukan protes terbuka atas kontrak layanan cloud Google dengan pemerintah Israel. Namun, sebanyak 28 karyawan Google yang terkait dengan protes terbuka tersebut dipecat.
Sementara itu, CEO Google, Sundar Pichai mengatakan, pemecatan dilakukan karena Google berdiri sebagai bisnis. Sehingga, tak diizinkan kegiatan yang memicu ‘onar’ dan mengganggu kenyamanan lingkungan kerja.
Akan tetapi, aksi pemecatan tak berhenti sampai di situ. Jane Chung yang merupakan juru bicara grup aktivis ‘No Tech for Apartheid’ mengatakan, ada gelombang pemecatan baru terkait insiden demo.
Hingga kini, secara total, lebih dari 50 karyawan Google yang dipecat usai menyatakan sikap untuk membela Palestina.
“Pemecatan terbaru termasuk ke karyawan yang tak berpartisipasi [dalam demo],” ujar Chung kepada Washington Post, dikutip dari Forbes, Rabu (24/4/24) lalu.
“Pemecatan ini menunjukkan Google berupaya untuk menekan perbedaan dan membungkam para pekerja dengan menunjukkan kekuasaan mereka,” katanya menambahkan.
Sementara itu, juru bicara Google mengonfirmasi ke Forbes, pihaknya melakukan pemecatan ke lebih banyak pekerja usai melakukan investigasi terkait demo yang berlangsung.
“Setiap orang yang diberhentikan secara personal terlibat dalam aktivitas yang disruptif di dalam kantor kami,” tegasnya.
“Investigasi kami terkait peristiwa ini kini sudah rampung,” katanya menjelaskan.
Untuk diketahui, kelompok karyawan Google melakukan aksi demo selama delapan jam di kantor Google di Sunnyvale dan New York City. Demo tersebut untuk menggugat keputusan Google bermitra dengan pemerintah Israel. Dikhawatirkan, militer Israel memanfaatkan teknologi Google untuk melancarkan serangannya ke Gaza. (P-*r/me)