Tonton Youtube BP

Ide Maruarar Sirait sumbangkan uang persembahan Natal ke Palestina diprotes, dianggap salahgunakan dana umat

Herling Tumbel
22 Nov 2025 21:05
5 minutes reading

PRIORITAS, 22/11/25 (Jakarta): Potongan hasil wawancara Ketua Panitia Natal Nasional 2026, Maruarar Sirait, yang mengatakan uang persembahan Natal nanti akan disumbangkan seluruhnya kepada masyarakat Palestina, diprotes umat Kristiani. Disinyalir, gagasan tersebut dianggap menyalahgunakan dana umat.

Video yang banyak beredar di kalangan umat Kristiani hingga Sabtu (22/11/25) ini, merupakan hasil wawancara ‘door stop’ wartawan usai Maruarar Sirait memimpin rapat Panitia Natal Nasional 2026 di Grha PGI Salemba, Jakarta Pusat, Minggu (16/11/25) lalu.

Dalam pernyataannya, Maruarar Sirait yang juga menjabat Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman itu, menyampaikan bahwa seluruh uang persembahan dalam Ibadah Natal Nasional nanti akan disumbangkan ke masyarakat Palestina.

Alasan yang dikemukakan, sumbangan tersebut merupakan wujud solidaritas kemanusiaan, bukan masalah agama. Ide tersebut juga dikatakannya sejalan dengan langkah Presiden Prabowo untuk memperjuangkan Palestina.

Dana persembahan itu, jelasnya, akan disalurkan sebagai bantuan kemanusiaan langsung ke Palestina melalui Kedutaan Besar Palestina. Maruarar yang sering disapa Ara mengatakan akan mengundang Duta Besar Palestina untuk RI dalam perayaan Natal Nasional nanti.

Diketahui, Perayaan Hari Natal Nasional 2025 akan berlangsung di Stadion Tenis Indoor, di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada 5 Januari 2026.

Menyalahgunakan dana umat

Ide Maruarar Sirait tersebut diprotes umat Kristiani melalui berbagai unggahan di media sosial, mulai dari Facebook, Instagram, Tiktok, hingga WhatsApp Group. Gagasan itu dianggap menyalahgunakan dana umat Kristiani.

Dikatakan, persembahan gereja biasanya dikelola sesuai dengan kebutuhan umat dan tidak dapat dialihkan untuk tujuan lain tanpa persetujuan umat. Terpantau, sejumlah pihak menentang ide ini karena menganggap dana persembahan Natal seharusnya digunakan untuk kepentingan umat Kristen di Indonesia, bukan untuk tujuan politik di luar negeri.

Menurut para kritikus, keputusan ini diambil sepihak tanpa melibatkan suara umat Kristiani, yang seharusnya memiliki hak untuk memutuskan bagaimana dana mereka digunakan.

Ada yang menganggap ide tersebut sebagai upaya memanfaatkan simpati umat Kristen untuk agenda politik tertentu, terutama terkait dukungan terhadap Palestina.

Unggahan lain di media sosial juga menyebutkan, urusan Palestina adalah urusan pemerintah. “Bukan berarti umat Kristiani tidak punya rasa kemanusiaan. Tapi semua urusan kan sudah ada porsinya masing-masing. Ketika pemerintah mengirim bantuan kemanusiaan ke rakyat Palestina yang menderita menggunakan dana APBN, di situ juga ada kontribusi kami dari hasil membayar pajak,” tulis sebuah akun di FB, Sabtu (22/11/25).

Akun lain menulis, seharusnya uang persembahan Natal Nasional nanti digunakan untuk membantu pembangunan gereja di Indonesia yang masih banyak yang memprihatinkan. Jika ingin membantu rakyat Palestina, katanya, carilah dari pos lain, jangan uang persembahan Natal.

Ada juga yang menyampaikan, sekolah Kristen di Indonesia juga sangat membutuhkan uluran bantuan, terkait kekurangan guru misalnya. “Di Minahasa contohnya, ada sekolah SMA Kristen yang gurunya hanya dua orang, mengajar kelas 1 sampai kelas 3. Bantulah sekolah-sekolah seperti itu, yang saya yakin ada juga di daerah-daerah lain di Indonesia, terutama di daerah tertinggal,” ungkapnya.

Ungkapan bernada sinis juga banyak terpantau. Ada yang mengusulkan, sebaiknya sumbangan untuk rakyat Palestina dalam konteks Natal Nasional kali ini menggunakan saja uang pribadi Maruarar Sirait. “Jadi adil, dia cari nama, pakailah uang pribadi dia sendiri,” kata akun IG tersebut.

Ada yang mengingatkan soal hakikat uang persembahan. “Persembahan yang dikumpulkan diberikan sebagai tanda syukur dan terimakasih kepada Tuhan… di bawa ke altar untuk diberikan kepada Tuhan, guna keperluan umat Tuhan juga,” tulisnya.

“Di sini (Indonesia), masih banyak orang Kristen yang menderita. Kenapa pula yang jauh lebih engkau perhatikan, sementara yang dekat engkaui abaikan,” sambungnya.

Sementara itu, fungsionaris organisasi kemasyarakatan Gerakan Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP) merespon dalam nada tanya. “Yang akan dibantu rakyat Palestina yang mana? Kalau di Tepi Barat oke, jangan Hamas dan antek-anteknya,” demikian Ketua DPD GPPMP Sulawesi Utara, Sabtu (22/11/25).

Maruarar Sirait yang juga Menteri PKP (kedua dari kanan)  memimpin Rapat Panitia Natal Nasional 2025 di Grha Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Salemba, Jakarta. (Ist.)

Suara mahasiswa Kristen

Meski demikian, ada juga suara-suara yang mendukung ide Maruarar Sirait terkait hal yang diributkan soal peruntukan uang persembahan Natal Nasional 2025.

Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) yang juga merupakan anggota panitia Natal Nasional 2025, Prima Surbakti,  mendukung langkah Maruarar. Ia mengajak seluruh umat Kristiani, khususnya mahasiswa Kristen di Indonesia, mendukung solidaritas untuk Palestina dan ikut serta menjaga perdamaian dunia.

“Solidaritas untuk Palestina bukan persoalan agama, melainkan kemanusiaan,” kata Prima dalam keterangannya, Sabtu (22/11/25), sebagaimana dilansir berbagai sumber.

Prima menyampaikan perayaan Natal Nasional 2025 akan mengundang sekaligus memberikan bantuan kepada 500 koster, 500 guru sekolah minggu, 500 guru agama, dan 500 anak panti asuhan dan difabel.

Lebih lanjut, Prima menyampaikan akan dilaksanakan bakti sosial dengan membagikan paket sembako dan bantuan pendidikan sebesar Rp 10 miliar di berbagai wilayah Indonesia, melibatkan UMKM sekaligus memberdayakan talenta lokal dari dana hasil gotong royong berbagi pihak tanpa membebankan APBN dan BUMN.

“Kita rayakan Natal Nasional 2025 penuh makna bagi seluruh umat manusia,” kata Prima.

Hadir untuk keluarga

Seperti telah diberitakan sebelumnya, perayaan Natal Nasional 2025 mengangkat tema ‘Tuhan Yesus hadir untuk keluarga’. Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2025, Maruarar Sirait, mengatakan perayaan nantinya juga mengangkat konsep kesederhanaan.

“Tema tahun ini ‘Tuhan Yesus hadir untuk keluarga’. Arahan Bapak Nomor Satu (Presiden Prabowo, red) sederhana saja jangan berpesta mewah-mewah. Perbanyak bantuan-bantuan sosial, apakah di bidang pendidikan sembako dan lain-lain,” kata Maruarar atau Ara saat rapat natal nasional di Grha PGI Salemba, Jakarta Pusat, Minggu (16/11/25).

Dikatakannya, sebagai bentuk kepedulian sosial, panitia akan mengundang 500 anak yatim piatu, 500 guru agama Kristen dan Katolik, koster gereja, serta penyandang disabilitas untuk turut hadir.

“Total 3.000 undangan khusus ini akan kami prioritaskan. Sisanya, sekitar 2.000 tamu lainnya adalah undangan umum,” jelas Ara.

Ia juga menegaskan bahwa pengisi acara tidak akan berasal dari kalangan artis, melainkan dari anak-anak berbakat daerah seperti Papua dan NTT agar mereka mendapatkan ruang untuk tampil di panggung nasional. (P-ht)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x