PRIORITAS, 30/6/25 (Jakarta): Kolintang dari Minahasa, kini resmi menjadi bagian dari warisan budaya dunia. UNESCO menetapkan alat musik tradisional asal Sulawesi Utara (Sulut) itu sebagai warisan budaya takbenda sejak Desember 2024.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan, kolintang kini berperan sebagai alat diplomasi budaya Indonesia di panggung global. Ia menyebut instrumen ini sebagai representasi soft power Indonesia yang memperkuat relasi antarnegara.
“Kolintang sekarang jadi alat diplomasi budaya yang strategis. Melalui soft power ini, kolintang menjadi medium penting untuk memperkuat hubungan antarnegara dan memperluas pengaruh positif Indonesia di tingkat global,” ungkap Fadli Zon dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (29/6/25).
Fadli menuturkan, kolintang tak hanya simbol budaya Minahasa, namun juga alat pemersatu lintas etnis dan bangsa. Ia menilai peran kolintang makin penting dalam membangun jejaring budaya internasional.
“Kolintang dari Asia Tenggara dan balafon dari Afrika Barat kini bersatu. Ini adalah bukti kalau musik mampu menjadi bahasa universal yang mempererat persahabatan antarbangsa,” ujar Fadli Zon dalam peluncuran karya musik kolintang dan balafon di Jakarta baru-baru ini, dikutip Beritaprioritas dari Antara.
Melalui proses panjang
Pengakuan UNESCO diperoleh setelah proses nominasi sejak 2022 oleh Kemendikbudristek bersama komunitas budaya Minahasa. Kolintang dinilai mewakili nilai toleransi, harmoni, dan keberagaman ekspresi seni.
Pemerintah menyatakan bahwa kolintang akan masuk dalam agenda diplomasi budaya Indonesia ke negara-negara mitra. Kolintang juga terus diajarkan di sekolah dan komunitas sebagai bagian dari program pelestarian berkelanjutan.
Sejauh ini, Indonesia memiliki 13 warisan budaya takbenda dunia yang diakui UNESCO. Selain kolintang, warisan lainnya meliputi wayang, angklung, batik, keris, dan pencak silat. (P-Khalied Malvino)
