PRIORITAS, 16/4/25 (Kyiv): Pasukan Rusia diduga kuat telah mengerahkan ribuan pesawat tanpa awak “kamikaze” tipe Shahed yang membawa zat beracun untuk menyerang Ukraina. Ratusan drone lainnya bahkan telah menyerang pemukiman penduduk sipil.
“Rusia persenjatai pesawat nirawak ‘kamikaze’ dengan senjata kimia”, kata militer Ukraina seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Kyiv Independent, hari Rabu (16/4/25).
Menurut laporan Pusat Penanggulangan Disinformasi di Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional Ukraina pada tanggal 16 April, Rusia telah mengintensifkan penggunaan bahan kimia di medan perang di Ukraina, dengan Kyiv mencatat lebih dari 6.000 kasus penggunaan amunisi yang mengandung bahan kimia berbahaya antara Februari 2023 dan 2025.
Sebuah kapsul berisi gas CS, agen pengendali huru hara, telah ditemukan di salah satu pesawat tak berawak Rusia, kata pusat itu, seraya menambahkan pihaknya telah memverifikasi informasi tersebut dengan dinas keamanan Ukraina dan Dinas Darurat Negara.
Gas CS, yang juga disebut gas air mata, biasanya digunakan sebagai agen pengendali massa oleh lembaga penegak hukum di seluruh dunia. Memang tidak terlalu mematikan dibandingkan senjata kimia lainnya. Namun, penggunaannya di medan perang dilarang berdasarkan Protokol Jenewa 1925.
“Pasukan Rusia mungkin menyebarkan kapsul dengan zat beracun untuk menimbulkan bahaya,” kata pusat itu di Telegram.
Pada saat yang sama, badan itu mencatat bahwa klaim yang beredar di media bahwa drone itu sendiri dilapisi dengan zat beracun belum dikonfirmasi.
Sejak dimulainya perang habis-habisan, unit intelijen radiasi, kimia, dan biologi Ukraina telah memantau dan mencatat penggunaan bahan kimia berbahaya dalam serangan.
Ukraina membalas penggunaan senjata kimia ilegal oleh Rusia pada bulan Desember 2024, ketika Dinas Keamanan Ukraina (SBU) membunuh Letnan Jenderal Igor Kirillov, kepala pasukan pertahanan radiasi, kimia, dan biologi Angkatan Bersenjata Rusia. (P-Jeffry W)