Tonton Youtube BP

Thailand dan Kamboja setuju damai, tapi tetap masih berperang

Jeffry Wuisan
27 Jul 2025 23:27
2 minutes reading

PRIORITAS, 27/7/25 (Bangkok): Thailand dan Kamboja hari Minggu setuju untuk berdamai, setelah kedua kepala pemerintahan mendapat desakan untuk menghentikan perang dari presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Anehnya, pada pagi Minggu itu, Kamboja justru membuka hari dengan serangan ke distrik Phanom Dong Rak, provinsi Surin.

“Peluru artileri menghantam area permukiman, memicu kebakaran yang merusak beberapa rumah”, lapor militer Thailand, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Nation, hari Minggu (27 /7/25)..

Menurut laporan, sekitar pukul 05.30, senjata berat—diyakini termasuk peluncur roket ganda BM-21—ditembakkan dari Kamboja ke wilayah Thailand, mengenai sebuah rumah warga sipil, menyebabkan kerusakan signifikan akibat kobaran api.

Belum ada laporan korban luka atau korban jiwa yang terkonfirmasi, karena tembakan senjata masih terus terjadi di area tersebut.

Thailand membalas

Pasukan Thailand akhirnya merespons membalas dengan tembakan senjata berat ke arah Kamboja, sehingga perang kembali berkobar di hari keempat, hanya beberapa jam setelah kedua negara sepakat berdamai.

Baku tembak terus terjadi di kedua sisi dan kemudian menyebar ke wilayah Chong Chom.

Hingga sore hari baku tembak kedua pasukan terus berlanjut. Situasi di perbatasan Thailand-Kamboja tetap tegang.

Sejumlah saksimata mengakui pasukan kedua negara masih tetap bersiaga di kedua sisi perbatasan.

Pasukan artileri Thailand juga tetap masih menembak ke posisi pasukan Kamboja.

Sebaliknya militer kamboja menembakkan roket BM-21 buatan Rusia ke arah pasukan Thailand.

Terima usulan Trump

Pemerintah Kamboja sebelumnya mengatakan menerima usulan Trump, dan menyetujui gencatan senjata tanpa syarat serta siap berunding dengan Thailand.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, mengumumkan Sabtu malam, telah berbicara dengan Presiden AS Donald Trump.

Mereka  membahas meningkatnya konflik bersenjata di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja.

Perdana Menteri Kamboja mengonfirmasi kepada Trump, Kamboja sepenuhnya mendukung seruan untuk gencatan senjata segera dan tanpa syarat antara kedua militer.

Trump mengungkapkan, Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, juga sudah menyetujui usulan AS untuk gencatan senjata segera.

Karena itu, Trump menyebut persetujuan untuk damai itu,  menjadi kabar baik bagi tentara dan warga kedua negara.

Untuk memajukan proses ini, PM Kamboja Hun Manet mengatakan telah menginstruksikan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri, Prak Sokhonn, untuk memulai pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio.

Sampai hari keempat perang kedua negara itu, jumlah korban tewas mencapai 33 orang. Di Thailand dilaporkan warga sipil tewas berjumlah 13 orang dan tentara 3 orang. Sedangkan di Kamboja 8 orang tentara tewas dan sejumlah warga sipil.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x