31.3 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

    Satu lagi BUMN farmasi bermasalah, anak usaha Kimia Farma rekayasa keuangan

    Terkait

    PRIORITAS, 6/6/24 (Jakarta): Sesudah Indofarma, kini satu lagi BUMNBfarmasi bermasalah, yakni Kimia Farma.

    Hsl ini diakui Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga yang mengatakan, pihaknya menemukan adanya dugaan rekayasa keuangan dari anak usaha Kimia Farma.

    “Kimia Farma juga demikian. Ada inilah, rekayasa keuangan,” kata Arya usai meresmikan Vending Machine UMKM PT Pegadaian di Jakarta, Rabu (6/6/24).

    Terkait hal ini, Arya nengatakan, pihaknya sudah menemukan adanya dugaan rekayasa keuangan pada anak Kimia Farma. Namun, dia tidak menyebut secara rinci anak perusahaan tersebut. “Temuannya udah ada, tinggal diproses aja,” ujar Arya.

    Kasusnya berbeda dengan Indofarma

    Ia juga menjelaskan, rekayasa keuangan yang diduga dilakukan anak usaha Kimia Farma itu berbeda dengan yang terjadi pada dugaan kasus fraud pada PT Indofarma.

    “Itu beda, dia (anak usaha Kimia Farma), rekayasa keuangan. Beda sama kalau Indo (Indofarma) itu kan uangnya hilang, diambil, kalau ini kan dia rekayasa, menggelembungkan,” jelas Arya.

    Lebih lanjut, Arya menjelaskan, bentuk rekayasa keuangan yang diduga dilakukan oleh anak usaha Kimia Farma yaitu seakan-akan hasil penjualan atau distribusi berjalan baik. Tetapi pada kenyataannya hasil penjualan tidak berjalan baik.

    “Misalnya di distribusi-distribusi dan sebagainya, seakan-akan penjualan semua bagus padahal enggak. Anaknya si KF (Kimia Farma),” tutur Arya.

    Arya mengungkapkan, temuan dugaan rekayasa keuangan tersebut berdasarkan hasil audit internal PT Kimia Farma.

    “Itu hasilnya kalau nggak ada audit dari internalnya KF (Kimia Farma) mana dapat itu, karena yang audit internal makanya didapat itu,” ungkap Arya.

    Lebih lanjut area menambahkan, permasalahan lain yang terjadi di kimia Farma yaitu banyaknya pabrik dibangun tetapi dinilai tidak efisien.

    “Dan disamping itu juga KF (Kimia Farma) ada juga problem di pabriknya. Yaitu kebanyakan pabrik, enggak efisien. Makanya dari 10 pabrik bakal tinggal lima pabrik yang dikelola. Iya, jadi enggak efisien lah pokoknya, dulu itu terlalu banyak bangun pabrik. Padahal enggak butuh,” demikian Arya Sinulingga menjelaskan. (P-ANT/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini