PRIORITAS, 20/8/25 (Tel Aviv): Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu melayangkan surat resmi kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia menuding rencana Macron mengakui negara Palestina dapat memicu lonjakan antisemitisme.
Surat itu berisi kritik keras terhadap langkah diplomatik Macron. Netanyahu menyebut pengakuan negara Palestina bukan solusi damai, melainkan ancaman bagi keamanan Yahudi.
“Seruan Anda untuk negara Palestina justru mengobarkan api antisemitisme ini. Ini bukan diplomasi, melainkan upaya peredaan. Seruan ini menghadiahi teror Hamas, memperkeras penolakan Hamas untuk membebaskan para sandera, menguatkan mereka yang mengancam Yahudi Prancis, dan mendorong kebencian terhadap Yahudi yang kini menghantui jalan-jalan Anda,” tulis Netanyahu dalam suratnya, seperti dikutip Beritaprioritas dari Detikcom yang melansir AFP, Selasa (19/8/25).
Netanyahu menegaskan Prancis mengalami peningkatan kasus kebencian terhadap Yahudi sejak pengumuman rencana pengakuan Palestina. Ia mendesak Macron tidak tinggal diam.
Menurut Netanyahu, Macron perlu mengganti kelemahan dengan tindakan nyata. Ia meminta Prancis menukar peredaan dengan ketegasan, terutama pada momentum Tahun Baru Yahudi 23 September 2025.
Prancis sebelumnya mengumumkan akan mengakui negara Palestina pada sidang PBB September mendatang. Macron menyampaikan hal itu sebagai langkah mendukung solusi dua negara.
Israel langsung mengecam pengumuman tersebut. Pemerintah Netanyahu menilai pengakuan Palestina justru melemahkan upaya menekan Hamas agar melepaskan sandera.
Dengan kebijakan ini, Prancis akan bergabung dengan deretan negara yang makin banyak mengakui kenegaraan Palestina. Dukungan internasional itu meningkat sejak Israel melancarkan serangan udara ke Gaza hampir dua tahun lalu, setelah serangan besar Hamas. (P-Khalied M)