PRIORITAS, 19/8/25 (Washington): Ada yang berbeda dalam pertemuan Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih Washington DC, Senin 18 Agustus 2025 (atau Selasa waktu Indonesia).
Pada pertemuan pertama 28 Februari 2025 lalu, Trump sempat adu mulut dengan Zelenskyy. Bahkan Trump secara tersirat mengusir pulang tim Presiden Ukraina.
Perdebatan hebat Trump dan Zelenskyy itu, merupakan salah satu pertemuan diplomatik paling mencengangkan dan menghebohkan dalam sejarah kepresidenan modern.
Tetapi kini, Presiden Trump maupun Zelenskyy tampak berubah. Trump menyambut hangat dan sering tertawa saat berbincang dengan Zelenskyy. Demikian seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Selasa (19/8/25).
Baik Zelenskyy maupun Trump tampak bertekad untuk menghindari bencana publik seperti yang lalu.
Zelenskyy tidak lagi mengenakan baju kaos, tetapi setelan jas hitam bergaya militer, dan berulang kali berterima kasih kepada Trump sejak awal.
Zelenskyy juga memberikan surat dari istrinya Olena Zelenska kepada Trump dan mengatakan surat itu untuk ibu negara Melania Trump, bukan untuknya. Hal itu membuat Trump ikut tertawa bersama pemimpin Ukraina tersebut.
Trump juga memuji busana Zelenskyy yang ia pakai saat itu. Meski begitu kalimat ‘menghasut’ para ‘kabinetnya’ untuk menyerang terakhir kali, tidak mendapat respon.
Wapres JD Vance yang pada pertemuan lalu ikut meledak-ledak, kini tidak berbicara sama sekali. Sementara Trump dan Zelenskyy berbincang, ia malah tampak santai bersandar di sofa.

Penuh kegembiraan
Suasana dalam pertemuan resmi kedua ini tampak cair dan penuh kegembiraan, jauh berbeda dengan pertemuan enam bulan lalu yang penuh emosional dan ketegangan.
Pertemuan mereka di Ruang Oval kali ini diawali dengan rasa terima kasih, jabat tangan kedua kepala negara dan banyak diselingi tertawa. Suasana tetap hangat sepanjang pertemuan.
Dalam nada dan substansi, pada pertemuan kedua Zelenskyy dengan Trump memang sangat berbeda dari yang pertama.
Yang paling utama adalah respon positif dari Trump yang mengatakan tidak menutup kemungkinan mengirimkan pasukan AS ke Ukraina, untuk membantu upaya penjaga perdamaian pascaperang. Ia juga tidak mengeluarkan ultimatum apa pun kepada Zelenskyy.
Ketika ditanya seorang reporter apakah kegagalan mencapai kesepakatan damai Presiden Zelensky dan Presiden Rusia Putin akan berarti “akhir dari perjalanan” bagi bantuan AS untuk Ukraina, Trump menjawab: “Saya tidak akan pernah mengatakan itu, itu tidak akan pernah menjadi akhir dari perjalanan.”

Sempat diragukan
Komitmen Trump terhadap Ukraina sempat diragukan setelah ia menggelar karpet merah untuk Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada 15 Agustus 2025 lalu.
Setelah pertemuan puncak mereka, ia menyuarakan kembali poin-poin Rusia dalam negosiasi perdamaian.
Namun Trump menarik kembali ancamannya untuk memberikan “konsekuensi berat” kepada Putin, jika ia tidak menyetujui gencatan senjata.
Ia akhirnya mengatakan gencatan senjata tidak diperlukan untuk mencapai kesepakatan damai, sebuah sikap yang bertentangan dengan posisi Eropa dan Ukraina. Ia juga mengatakan kepada Zelenskyy, Ukraina harus merelakan Krimea diambil Rusia.
Meski begitu, nada bicara Trump yang terukur terhadap Zelenskyy dan kesediaannya untuk mempertimbangkan keterlibatan signifikan AS dalam pengaturan keamanan pascaperang, terlihat dalam pertemuan akrab yang menggembirakan para pendukung Ukraina.
Keamanan Eropa
Pernyataan Presiden AS setelah KTT Alaska mendorong para pemimpin Eropa panik, dan bergegas ke Washington DC guna bergabung dengan Zelenskyy dalam pertemuannya dengan Trump. Pertemuan mereka tampak sangat tidak biasa di Gedung Putih.
Para pejabat tinggi Eropa duduk mengelilingi meja di Ruang Timur dan di hadapan Presiden Trump mereka mencoba menyelamatkan hasil yang lebih menguntungkan bagi Ukraina dalam perang tiga tahun melawan Rusia.

Masing-masing dari mereka berbicara memperjelas keamanan Ukraina sebagai bagian penting dari keamanan negara-negara di Eropa juga.
“Fakta bahwa Anda menyatakan kesediaan saya untuk berpartisipasi dalam jaminan keamanan merupakan langkah besar,” ujar Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, dalam pertemuan itu. “Ini benar-benar sebuah terobosan, dan ini sangat berpengaruh”, lanjutnya.
Presiden Ukraina, Zelensky, juga bersikeras setiap kesepakatan damai harus disertai jaminan keamanan.
Ia menyebut ada “perubahan signifikan” ketika AS telah mendapatkan komitmen dari Rusia untuk mengizinkan Amerika memberikan perlindungan kepada Ukraina.
Ukraina butuh bantuan AS
Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, mengatakan pada akhir pekan pemerintah AS sedang mempertimbangkan pengaturan keamanan, mirip dengan Pasal 5 NATO, yang mewajibkan semua anggota untuk merespons jika ada anggota diserang.
Trump menyarankan Amerika Serikat dapat menyumbangkan pasukan untuk koalisi, yang dipimpin negara-negara Eropa. “Kami akan terlibat,” ujarnya.
Menurut Trump negara-negara Eropa akan menjadi garis pertahanan pertama.
Zelenskyy mengatakan dia membutuhkan bantuan AS untuk membantu tentara Ukraina, serta senjata dan intelijen sebagai bagian dari jaminan keamanan yang signifikan dalam kesepakatan damai dengan Rusia.
Trump mengatakan ia menyukai gagasan gencatan senjata untuk menghentikan pembunuhan, tetapi mengatakan kesepakatan damai dapat dinegosiasikan sementara pertempuran berlanjut.
Trump juga mengakui mengerti mengapa secara strategis gencatan senjata bisa merugikan salah satu pihak.
“Anda punya gencatan senjata, dan mereka membangun kembali, membangun kembali, dan membangun kembali,” katanya. “Dan Anda tahu, mungkin mereka tidak menginginkannya.”

Konsesi wilayah
Trump juga telah mendesak Zelenskyy dalam beberapa hari terakhir terkait penyerahan wilayah, sesuatu yang diupayakan Putin namun ditentang Ukraina.
Duduk bersama para pemimpin Eropa, Trump kembali mengemukakan gagasan konsesi teritorial.
“Kita juga perlu membahas kemungkinan pertukaran wilayah, dengan mempertimbangkan jalur kontak saat ini,” kata Trump kepada para pemimpin Eropa.
Namun Zelenskyy menunda masalah tersebut dan mengatakan hal itu akan dibahas di lain waktu.
“Semua hal yang sensitif, teritorial, dan sebagainya, akan kami bahas di tingkat pemimpin dalam pertemuan tiga pihak dengan Trump dan Putin”, kata Zelenskyy.
Trump kemudian mengatakan ia sudah berbicara dengan Putin dan mulai mengatur pertemuan, di lokasi yang akan ditentukan, antara Presiden Putin dan Presiden Zelenskyy. Ia mengatakan pertemuan tiga pihak itu akan termasuk dirinya.(P-Jeffry W)