Ilustrasi olahraga di cuaca panas. (iStockphtoo)PRIORITAS, 19/11/25 (Jakarta): Keringat yang mengucur deras sering dianggap sebagai tanda tubuh sedang membakar kalori lebih cepat. Itulah sebabnya sebagian orang memilih olahraga di cuaca panas, berharap panas terik bisa jadi akselerator metabolisme.
Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Keringat memang muncul lebih cepat, tetapi efeknya pada kalori tidak selalu sejalan dengan persepsi publik.
“Keringat bukan indikator utama pembakaran kalori. Yang meningkat saat cuaca panas adalah usaha tubuh menurunkan suhu inti, bukan aktivitas metabolik yang signifikan. Jadi, panas tidak otomatis membuat kita membakar lebih banyak kalori,” ujar dr. Ahmad Suryana, SpKO, seperti dikutip Beritaprioritas dari RRI, Rabu (19/11/25).
Dunia olahraga memang menyukai gambaran ‘kuat melawan panas’, tetapi tubuh bekerja dengan logika yang jauh lebih konservatif. Saat suhu lingkungan naik, prioritas tubuh bergeser: bukan lagi soal performa, melainkan bertahan.
No Comments