27.8 C
Jakarta
Friday, May 2, 2025

    Militer Putin cederai mata jurnalis Ukraina

    Terkait

    PRIORITAS, 2/5/25 (Kyiv): Presiden Rusia Vladimir Putin melalui militernya telah memulangkan jurnalis Ukraina, Viktoriia Roshchyna. Namun dalam keadaan sudah menjadi mayat. Sadisnya, jenazah perempuan ini yang dikembalikan dalam karung, kedua bola matanya sudah dicungkil dan tenggorokannya dipotong.

    Menurut penyelidikan jaringan jurnalisme Forbidden Stories yang diterbitkan pada tanggal 29 April 2025, wartawati televisi Ukraina itu, meninggal akibat mengalami penyiksaan fisik luar biasa di dalam tahanan Rusia.

    Viktoriia (27 tahun) semula masih dalam keadaan sehat dan bugar saat pergi meliput serangan militer Rusia di wilayah Ukraina selatan pada Agustus 2023.

    “Namun, sesuai investigasi,  ternyata pada saat itu ditangkap militer Rusia dan dibawa ke pos penahanan di Berdiansk di oblast Zaporizhzhia. Pihak militer Rusia baru mengakui penahanannya pada tahun berikutnya”, kata media The Kyiv Independent seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Jumat (2/5/25).

    Lebih dari 40 jurnalis dari 13 media internasional berpartisipasi dalam investigasi mencari tahu keberadaan Viktoriia.

    Para jurnalis juga melakukan lebih dari 50 wawancara dengan mantan narapidana, mantan sipir penjara, dan aktivis hak asasi manusia.

    Pejabat Ukraina mengonfirmasi kematian Roshchyna pada 10 Oktober 2024, tetapi mengatakan keadaannya masih dalam penyelidikan.

    Militer Vladimir Putin akhirnya mengumumkan Viktoriia Roshchyna meninggal pada 19 September 2024. Tetapi Rusia tidak segera menyerahkan jenazahnya. Jasadnya ditahan militer selama sekitar lima bulan.

    Tenggorokan dipotong

    Militer Putin baru menyerahkan jasad Viktoriia pada akhir Februari 2025. Itupun hanya dibungkus karung dan hanya diberi tanda nomor 757. Bahkan dalam dokumen militer Rusia, bungkusan itu sebagai “laki-laki tak dikenal.”

    Tim forensik Ukraina kemudian memeriksa ulang dan mengonfirmasi jasad itu adalah perempuan. Tak lama kemudian, pengujian DNA mengidentifikasinya sebagai milik Viktoriia Roshchyna dengan tingkat kepastian 99%.

    Selama pemeriksaan di Ukraina, ternyata kedua matanya telah dicungkil. Tidak hanya itu sebagian trakea (tenggorokan) Viktoriia Roshchyna juga dipotong. Bahkan otaknya telah diambil.

    Menurut tim forensik, terdapat tanda memar di leher Viktoriia, disertai dugaan patah tulang hyoid. Ini adalah indikator umum militer Rusia melakukan penyiksaan terhadap Viktoriia dengan pencekikan.

    Seorang ahli patologi forensik internasional mengatakan, organ yang hilang tersebut mungkin sengaja dikeluarkan untuk mengaburkan tanda-tanda mati lemas atau dicekik, demikian laporan Ukrainska Pravda, yang ikut serta dalam penyelidikan tersebut.

    Kepala Departemen Kejahatan Perang di Kantor Kejaksaan Agung Ukraina, Yurii Belousov, mengatakan banyak tanda penyiksaan dan penganiayaan ditemukan di tubuh jurnalis tersebut.

    Para ahli juga melihat tanda-tanda terbakar di tubuh Viktoriia Roshchyna, mungkin telah disiksa dengan sengatan listrik.

    Penyelidik menyebutkan, jasadnya menunjukkan bukti otopsi yang sudah dilakukan di Rusia,  sebelum dikembalikan ke Ukraina.

    Tubuh jurnalis itu juga ditandai dengan singkatan Rusia “SPAS”. Para jurnalis menduga ini adalah “kegagalan total arteri jantung,” sebutan yang sering digunakan militer Rusia, untuk mengarang penyebab resmi kematian.

    Hilangkan bukti penyiksaan

    Inisiatif Media untuk Hak Asasi Manusia, sebuah LSM Ukraina, melaporkan Viktoriia Roshchyna telah ditahan setidaknya di dua penjara terkenal Rusia.

    Pertama di koloni hukuman n.77 di Berdiansk di Ukraina yang diduduki milter Rusia, dan kedua di pusat penahanan n.2 di Taganrog Rusia. Kedua fasilitas tersebut terkenal, karena sering melakukan penyiksaan terhadap tahanan.

    Sebelumnya, pada Maret 2022, petugas Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menangkap Viktoriia saat dia meninggalkan Berdiansk menuju Mariupol.

    Ia ditahan selama 10 hari. Sebagai syarat pembebasannya, ia dipaksa merekam video yang mengatakan pasukan Rusia telah menyelamatkan hidupnya. Namun Viktoriia menolak.

    Hal itu membuat militer Rusia membawanya ke penjara kota pelabuhan Taganrog, oblast Rostov. Di tempat itu, Viktoriia diduga mendapat penyiksaan sadis, hingga ia tewas.

    Jenazah Viktoria dikembalikan antek-antek Putin dengan mata, otak, dan laringnya hilang.

    Para pejabat Ukraina mengklaim kemungkinan besar militer Rusia sengaja mengambil bagian-bagian itu, untuk menghilangkan bukti penyiksaan kejam dan menyembunyikan pelanggaran hak asasi manusia.

    Seorang pakar mengatakan kepada Important Stories, laring (trakea) dapat menjadi bukti penting dalam kasus pencekikan. “Ketika seseorang dicekik, tulang hyoid [di leher] sering patah”, kata ahli forensik.

    Ahli tersebut melanjutkan, pendarahan dapat ditemukan di bagian putih mata, dan kekurangan oksigen dapat dideteksi di otak.

    Meski bukti-bukti fisik sengaja dihilangkan Rusia, pihak berwenang Ukraina masih dapat mengonfirmasi adanya banyak tanda penyiksaan dan perlakuan kejam terhadap Viktoriia.

    Kasus ini menjadi salah satu bukti untuk menyeret Vladimir Putin sebagai pelaku kejahatan luar biasa di pengadilan internasional. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini