PRIORITAS, 22/6/25 (Jakarta): Sebuah studi baru dari Harvard T.H. Chan School of Public Health yang mengejutkan banyak pihak, menyebutkan, secangkir kopi bisa menjadi kunci untuk hidup atau umur lebih panjang dan sehat bagi kaum perempuan.
Dalam pertemuan tahunan American Society of Nutrition, dipresentasikan, studi ini menganalisis data hampir 50.000 perempuan selama lebih dari 30 tahun sejak 1984. Hasilnya, mereka yang meminum setidaknya satu cangkir kopi per hari cenderung memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk masuk ke dalam kelompok “healthy agers”.
Kelompok tersebut didefinisikan sebagai mereka yang berusia di atas 70 tahun, bebas dari 11 penyakit kronis (seperti jantung dan diabetes), memiliki kesehatan mental positif, fungsi fisik yang baik, serta daya ingat yang masih tajam.
Disebutkan, setiap tambahan satu cangkir kopi per hari berkaitan dengan peningkatan peluang hidup sehat sebesar 2%-5%. Selain itu, manfaat tersebut terlihat maksimal pada konsumsi hingga lima cangkir kecil per hari.
Namun menariknya, manfaat ini hanya terlihat pada kopi berkafein, bukan teh atau kopi tanpa kafein. Sementara konsumsi minuman berkafein lain seperti cola justru menurunkan peluang penuaan sehat secara signifikan.
“Asupan kopi dalam jumlah sedang bisa memberikan perlindungan tambahan bila dikombinasikan dengan gaya hidup sehat lain seperti olahraga dan diet seimbang,” ujar Dr. Sara Mahdavi, peneliti utama studi tersebut, seperti dilansir dari CNBC Indonesia edisi Sabtu (21/6/25).
Di Indonesia sendiri, budaya “ngopi” sudah jadi tradisi, bahkan bagian dari identitas sosial di berbagai lapisan masyarakat dari warung kopi pinggir jalan hingga “coffee shop” di pusat kota.
Menurut survei Snapchart, 79% orang Indonesia minum kopi setiap hari, umumnya di pagi hari. Sebagian besar membeli kopi instan dalam kemasan kecil di warung atau minimarket, dengan harga antara Rp6.000 hingga Rp20.000 per sachet.
Namun, di balik budaya konsumsi yang kuat, produksi kopi Indonesia justru sedang menurun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi turun dari 771 ribu ton pada 2022 menjadi 756,1 ribu ton pada 2023. Ekspor juga anjlok hampir 36%, dari 433 ribu ton menjadi hanya 276 ribu ton di tahun yang sama. (P-ht)