PRIORITAS, 2/5/24 (IKN): wasan Istana Presiden di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), Ibu Kota Nusantara (IKN), terus dipersiapkan dengan matang menyambut upacara peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024. Termasuk Istana Negara dan Lapangan Upacara yang akan dijadikan salah satu venue berlangsungnya pesta seluruh rakyat Indonesia tersebut, terus dikebut pembangunannya.
Sejak dikerjakan pada November 2022 hingga saat ini, perkembangan konstruksi Istana Negara dan Lapangan Upacara telah berada pada level 65 hingga 68 persen.
Secara struktur, dua infrastruktur yang menelan nilai kontrak Rp 1,34 triliun, ini sudah hampir tuntas dengan angka sekitar 90 persen. Namun, unsur-unsur detail menyangkut interior, elemen dekoratif, mekanikal, elektrikal, pumbling (MEP), penataan lanskap, penataan jalan termasuk Multi Utility Tunnel (MUT) dan jembatan, masih menyisakan 32 persen.
Project Manager Istana Negara dan Lapangan Upacara Eko Arief S menuturkan, pekerjaan MEP dan penataan interior adalah hal yang paling krusial.
Ini mengingat Istana Negara dan Lapangan Upacara harus dikerjakan dengan sangat teliti dan ekstra hati-hati, karena mesti sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, baik desain, pemilihan material, kualitas pekerjaan, maupun dari segi keamanan (security dan safety).
Eko menuturkan, pekerjaan Istana Negara dan Lapangan Upacara membutuhkan proses yang cukup panjang, dan melibatkan banyak pihak, serta harus berkualitas.
“Selain itu, ada banyak tahapan yang kami lewati. Termasuk mendapatkan persetujuan (approval) dari Sekretariat Presiden (Setpres), dan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Kami mengikuti arahan mereka,” ungkap Eko dalam perbincangan khusus dengan Kompas.com.
Oleh karena itu, seperti yang dijelaskan oleh Ketua Bidang Perencanaan Penataan Kawasan dari Satgas Perencanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Dwityo Akoro Soeranto, multistakeholders terlibat dalam pembangunan infrastruktur IKN.
Menurut Dwityo, mereka bekerja sesuai detail engineering design (DED), ada perencana desain, arsitek, teknik sipil, ada pengendalian pembangunan, dan ada konsultan yang mendampingi untuk mengawasi pekerjaan.
“Tahapannya berjenjang, mulai dari yang tertinggi Setpres, Paspampres, Satgas Kementerian PUPR, Manajemen Konstruksi Induk (MKI), Manajemen Konstruksi (MK), hingga Kontraktor Pelaksana,” jelas Dwityo.
Jadi, tambah Dwityo, walaupun punya basic design, pada saat eksekusi harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Setpres dan Paspampres.
Sementara itu, Kepala Seksi Pelaksana BPPW Kalimantan Timur Alfrits Makalew mengatakan, pekerjaan interior Istana Negara sangat kritis, desainnya unik dengan banyak sentuhan ukiran khas Nusantara pada elemen dekoratif.
“Ini semua menyangkut detail dan memang seluruhnya harus sama tinggi kualitasnya. Jangan ada satu hal pun terlewat, apalagi ada yang tidak sesuai dengan rencana. Itulah mengapa seluruh pekerjaan interior ini ditangani oleh orang-orang yang memang memiliki craftmanship tinggi,” imbuh Alfits. (P-KPS/wl)