Begini gaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ketika berbicara di sebuah forum. (Ist/’Courtessy’ Beritasatu)PRIORITAS, 12/11/25 (Washington): Ini dia janji besar dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bagi rakyatnya. Ya, melalui unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, dikutip Rabu (12/11/25), ia mengatakan, kebijakan tarif impor yang dibikinnya tidak hanya melindungi industri dalam negeri, tetapi juga dapat menghasilkan “dividen” untuk rakyat Amerika.
Disebut Trump, pendapatan dari tarif impor yang ia berlakukan begitu besar, hingga memungkinkan pemerintah membagikan “dividen” minimal US$2.000 per orang atau setara Rp33,4 juta (kurs Rp16.731 per dolar AS), kecuali bagi kelompok berpenghasilan tinggi.
“Tarif menghasilkan begitu banyak uang, sehingga dividen setidaknya US$2.000 per orang akan dibayarkan kepada semua orang,” demikian tulis Trump.
Dilaporkan Beritasatu, janji tersebut disampaikan hanya beberapa hari setelah Partai Republik kalah dalam pemilihan di Virginia, New Jersey, dan sejumlah wilayah lain.
Adapun kekalahan ini banyak dikaitkan dengan ketidakpuasan publik terhadap kinerja ekonomi Trump, terutama tingginya biaya hidup.
Ragukan pernyataan Trump
Sementara itu, para ahli anggaran meragukan pernyataan Trump. Wakil Presiden Kebijakan Pajak Federal di lembaga independen Tax Foundation, Erica York, menilai klaim itu tidak realistis.
“Angkanya sama sekali tidak masuk akal,” katanya.
Malahan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent tampak terkejut dengan rencana tersebut. Dalam wawancara di program “This Week” di ABC News, ia mengaku belum pernah membahas ide dividen itu dengan presiden dan menyebut kemungkinan “dividen” tersebut justru akan diwujudkan dalam bentuk pemotongan pajak, bukan uang tunai langsung.
Sebagaimana diketahui, secara resmi, tarif impor memang menyumbang pemasukan besar bagi pemerintah AS mencapai US$195 miliar pada tahun anggaran yang berakhir 30 September 2025. Meski demikian, angka itu hanya sekitar empat persen dari total pendapatan federal dan belum banyak membantu mengurangi defisit anggaran yang masih mencapai US$1,8 triliun.
Tidak akan cukup
Selanjutnya, analis dari Yale University Budget Lab, John Ricco, menilai perhitungan Trump tidak realistis. Ia memperkirakan tarif hanya akan menghasilkan US$200–US$300 miliar per tahun, sedangkan pembayaran dividen US$2.000 untuk seluruh warga, termasuk anak-anak, akan menelan biaya sekitar US$600 miliar.
“Jelas, pendapatannya tidak akan cukup,” ujar Ricco.
Di samping itu, Trump tidak dapat membagikan dividen tanpa persetujuan Kongres. “Pembayaran seperti itu memerlukan undang-undang baru,” lanjut Ricco.
Hambatan hukum
Memang, rencana Trump juga menghadapi hambatan hukum.
Mahkamah Agung AS saat ini tengah meninjau legalitas tarif impor yang diberlakukan pemerintahannya.
Bilamana Mahkamah Agung memutuskan tarif itu ilegal, pemerintahan Trump kemungkinan justru harus mengembalikan dana kepada importir, bukan membagikan “dividen” kepada warga. (P-*r/Bst/jr)
No Comments