PRIORITAS, 23/8/25 (Tel Aviv): Israel akan menghancurkan markas pertahanan terakhir militan Hamas, Kota Gaza, menjadi puing-puing, jika kelompok teroris itu tidak menyerah sepenuhnya, termasuk menyetujui semua persyaratan Israel untuk mengakhiri perang.
“Jika mereka tidak setuju —Gaza, ibu kota Hamas, akan berubah menjadi Rafah dan Beit Hanoun. Persis seperti yang saya janjikan— begitulah yang akan terjadi”, kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam sebuah posting di X, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Newsweek, hari Sabtu (23/8/25).
Kota Rafah di selatan Jalur Gaza, dan Beit Hanoun di utara, keduanya hancur total akibat serangan Israel.
“Sebentar lagi gerbang neraka akan terbuka di atas kepala Hamas para pembunuh dan pemerkosa di Gaza —hingga mereka menyetujui persyaratan Israel untuk mengakhiri perang, yang terutama di antaranya pembebasan semua sandera dan pembongkaran senjata mereka,” ujar Katz dalam bahasa Ibrani.
Kota Gaza adalah bagian dari Jalur Gaza, yang terletak di utara pesisir pantai Mediterania sepanjang 40 kilometer dan sebagian telah porak poranda akibat serangan militer Israel selama 22 bulan terakhir.
Kota Gaza memang adalah basis militer dan pemerintahan militan Hamas.
Israel mengetahui di bawah kota itu terdapat jaringan terowongan yang luas.
Kota ini juga melindungi ratusan ribu warga sipil dan masih menampung beberapa infrastruktur penting dan fasilitas kesehatan di Jalur Gaza.
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letjen Eyal Zamir memantau kesiapan pasukan di Jalur Gaza menjelang serangan ke Kota Gaza.(ynetnews)
Kuasai sepenuhnya
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sudah mempersiapkan serangan besar terbaru ke Kota Gaza, yang telah disetujui Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Kamis, 21 Agustus 2025 lalu.
Netanyahu mengatakan Israel memang bermaksud untuk menduduki seluruh Jalur Gaza sepenuhnya.
Saat ini militer Israel telah menguasai sekitar 75 persen wilayah Jalur Gaza.
Rencana militer Israel menyerang dan menguasai Kota Gaza berfokus pada infrastruktur teror, khususnya jaringan terowongan bawah tanah, dan mengamankan pembebasan semua sisa sandera, kata seorang pejabat militer Israel.
Setidaknya 50.000 pasukan cadangan tambahan akan dikerahkan untuk operasi tersebut, sehingga total kekuatan pasukan menjadi 120.000 tentara.
Sebagian besar penduduk Jalur Gaza, sekitar 2 juta jiwa, telah mengungsi beberapa kali dalam 22 bulan terakhir.
Penyerbuan militer Israel ke Jalur Gaza, terjadi sehari setelah militan Hamas melakukukan serangan ke pemukiman Israel di bagian selatan pada 7 Oktober 2023.
Militan Hamas juga membunuh sekitar 1.200 orang penduduk sipil, termasuk sejumlah tentara di sejumlah pos penjagaan. Mereka juga menculik 250 warga Israel termasuk warga negara asing yang bekerja perkebunan di wilayah itu.
Serangan balasan Israel terhadap militan Hamas di Gaza sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 61.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Tenda-tenda warga Palestina di Kota Gaza kosong, karena penghuninya sudah lari mengungsi setelah Israel memutuskan akan menyerang kota tersebut.(newsweek)
Tetap serbu Kota Gaza
Militan Hamas yang selama ini tidak mau menerima proposal damai Israel, akhirnya mengatakan telah menyetujui usulan gencatan senjata dari mediator Arab, yang — jika diterima Israel — dapat mencegah serangan besar ke Kota Gaza.
Para pihak tidak bernegosiasi secara langsung tetapi melalui mediator dari Mesir dan Qatar. Pengumuman serupa telah dibuat di masa lalu yang tidak mengarah pada gencatan senjata.
Tetapi Israel tampaknya tidak akan setuju, karena usulan tersebut hanya kesepakatan bertahap (parsial) yang melibatkan pertukaran sandera dan tahanan serta penarikan pasukan Israel.
Israel sejak semula mengajukan proposal damai, dengan syarat militan Hamas harus menyerahkan semua sisa sandera (20 yang hidup dan 30 telah tewas). Militan Hamas juga harus menyerah dengan meletakkan semua senjata.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan meski perundingan damai masih berjalan, militer Israel tetap akan menyerbu untuk menguasai Kota Gaza.
“Kami sedang dalam tahap pengambilan keputusan…Hari ini saya datang ke Divisi Gaza untuk menyetujui rencana yang disampaikan IDF [Pasukan Pertahanan Israel] kepada saya dan Menteri Pertahanan, untuk menguasai Kota Gaza dan mengalahkan Hamas”, katanya saat mengunjungi Divisi Militer di Jalur Gaza. (P-Jeffry W)
No Comments