PRIORITAS, 8/4/2024 (Jakarta): Analis prediksi harga emas bakal melonjak pada pekan ini di tengah sentimen sepi data ekonomi. Namun, pergerakan harga emas masih dibayangi kondisi geopolitik global, sentimen tersebut yang mengkhawatirkan investor.
Berdasarkan survei Kitco, analis jauh lebih optimisis terhadap pergerakan harga emas ketimbang investor ritel. Investor ritel perkirakan, harga emas sideways pekan ini.
Diketahui, harga emas dunia kembali naik pada perdagangan pekan-pekan terakhir ini dan bahkan mencapai rekor tertinggi baru. Kenaikan harga emas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor pendukung. Sentimen yang mendorong kenaikan harga emas dunia antara lain penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS), pembelian spekulatif, dan aksi borong yang dilakukan oleh sejumlah Bank Sentral.
Dari 12 analis, sekitar sembilan analis atau 75 persen prediksi harga emas akan menguat. Sedangkan satu analis atau yang mewakili 8 persen perkirakan penurunan harga emas. Sedangkan dua ahli lainnya menuturkan, hambatan terhadap harga emas sudah terlalu dekat.Demikian berdasarkan survei Kitco, yang dikutip dari laman Kitco, Senin (8/4/2024).
Sementara itu, dari 240 suara yang diberikan dalam jajak pendapat online Kitco, 75 persen investor mengantisipasi perdagangan yang sideways. Sedangkan 159 persen pelaku pasar ritel yang mewakiliki 65 persen prediksi harga emas dunia naik pekan ini. Selain itu, 41 responden atau 17 persen prediksi harga emas melemah. Sedangkan 17 persen menuturkan, investor netral terhadap prospek harga emas dalam jangka pendek.
Senior Market Analyst Barchart.com, Darin Newsom mengatakan, ia juga ikuti arus. Saat ini keputusan yang sulit lagi pekan ini. Saat ini, ia tetap berpegang pada hukum pertama Newton tentang gerak yang diterapkan pada pasar. “Untuk saat ini, uang tampaknya mengalir ke emas, apapun alasannya,” ujar dia.
Ia menilai, saat ini harga emas secara teknikal tidak berarti apa-apa dan bank sentral di seluruh dunia masih terus membeli emas. “Bisakah saya membuat argument teknis kalau pasar dapat turun pekan ini? Ya, tapi emas saat ini berada dalam fase di mana grafik tidak berarti apa-apa. Semuanya bersifat fundamental, dan untuk saat ini, bank sentral di seluruh dunia terus membeli,” ujar dia.
Sementara itu, President of Adrian Day Asset Management, Adrian Day mengatakan, permintaan saat ini melampaui pembelian pemerintah dan investor Asia. Ia melihat belum ada tanda-tanda akan melambat.
“Meskipun investor barat umumnya tidak berpartisipasi di pasar emas, sebagaimana dibuktikan dengan arus keluar ETF, rendahnya penjualan koin, jelas ada beberapa pembeli besar di pasar dan kemungkinan tidak hanya bank sentral,” ujar dia.
Adrian mengatakan, aksi beli tersebut dipicu seiring investor melihat kondisi geopolitik dan sistem keuangan. “Individu dan keluarga kaya, investor cerdas melakukan akumulasi sebagai respons terhadap kesadaran akan semakin rapuhnya sistem keuangan, ekonomi dan geopolitik global,” ujar dia. “Ketika pasar keuangan terpuruk, lebih banyak investor akan beralih ke emas,” ia menambahkan.
Di sisi lain, SIA Wealth Management Chief Market Strategist Colin Cieszynski prediksi volatilitas harga emas berlanjut. Ia pun memilih untuk wait and see. “Saya akan tetap netral. Bagi saya emas masih terlihat mengalami kenaikan besar dan imbal hasil treasury masih meningkat, dan itu akan mendorong dolar naik,” kata dia.
Ia menambahkan, di sisi lain, emas juga hadapi tantangan besar, sehingga tetap netral untuk harga emas pekan ini.
Mengutip CNBC, Sabtu (6/4/2024), harga emas di pasar spot naik 1,5% menjadi USD 2.323,23 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi USD 2.330,06 di awal sesi. Harga emas batangan naik lebih dari 4% minggu ini dan mencatat kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Sedangkan untuk harga emas berjangka AS ditutup 1,5% lebih tinggi menjadi USD 2.342,7 per ounce.
Kepala analis Blue Line Futures Chicago Phillip Streible menjelaskan, ada terlalu banyak arus masuk modal dan semua orang mengejar harga pasar yang tinggi yang membantu harga emas seiring dengan kuatnya pembelian bank sentral dan pembelian spekulatif. (P-LEC/wl)