Dua kapal pesiar jumbo sandar di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Sabtu (15/11/2025). (Antara)PRIORITAS, 17/11/2025 (Bali): Dua kapal pesiar raksasa tampak berjejer megah di Pelabuhan Benoa saat matahari meninggi, Sabtu (15/11/25). Deretan bangunan baru, dermaga yang dipanjangkan, hingga aktivitas debarkasi yang lebih tertata menunjukkan wajah baru Benoa—yang kini bertransformasi menjadi salah satu simpul penting pariwisata bahari Indonesia.
Di balik keramaian itu, sebuah kabar menggembirakan datang dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Tidak kurang dari 73 kapal pesiar mewah telah mendaftar untuk singgah di Pelabuhan Benoa pada 2026. Angka ini menjadi sinyal kuat bahwa Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) mulai memetik hasil dari pengembangan infrastrukturnya.
“Dari sisi fasilitas dan layanan, kami siap menjadi markas pelabuhan pariwisata,” ujar General Manager Pelabuhan Benoa, Anak Agung Gede Agung Mataram, optimistis.
Minat operator kapal pesiar global memang terus menanjak. Pada 2023, Benoa mencatat 48 kunjungan dengan 78.241 penumpang. Setahun kemudian, angka itu naik menjadi 56 kunjungan dan 107.717 penumpang.
Memasuki 2025, tren positif kembali terlihat. Hingga awal November, 49 kapal pesiar telah bersandar membawa 96.013 penumpang, dan diproyeksikan menyentuh 66 kapal pada akhir tahun.
Kapal-kapal itu melayani rute internasional yang membentang dari Australia, Selandia Baru, Singapura, hingga berbagai negara di Asia Pasifik.
Fasilitas baru, kapasitas berlipat
Kenaikan jumlah operator tidak lepas dari pembenahan BMTH. Terminal internasional kini mampu menangani 3.000 orang dalam satu kali proses embarkasi dan debarkasi. Dermaga yang awalnya hanya sepanjang 150 meter kini telah mencapai 500 meter, dan ditargetkan memanjang hingga 1.300 meter sehingga mampu menampung empat kapal pesiar sekaligus.
Bahkan sejak Februari 2025, dermaga itu sudah siap disandari tiga kapal pesiar jumbo dalam waktu bersamaan—sebuah lonjakan kapasitas yang membuat banyak operator menoleh pada Bali.
Kepala Sub Regional Bali Nusra, Fariz Hariyoso, mengungkapkan bahwa progres pembangunan infrastruktur BMTH telah rampung 100 persen. Investor pun mulai berdatangan. Salah satu perusahaan, bekerja sama dengan anak usaha BUMN, kini membangun pelabuhan marina yang akan dilengkapi dermaga ponton untuk 180 yacht.
“Ini adalah manfaat berlipat yang diharapkan dari BMTH,” kata Fariz.
Tidak hanya infrastruktur, BMTH juga menggerakkan ekonomi lokal. Pelindo menggandeng agen wisata dan membina Desa Wisata Penglipuran sebagai destinasi unggulan untuk tamu kapal pesiar—memperluas aliran manfaat pariwisata hingga ke wilayah pedalaman Bali.
Momentum geliat Benoa 2025 semakin terasa ketika dua kapal pesiar jumbo, Silver Moon dan Viking Venus, berlabuh bersamaan sebagai kunjungan ke-50 dan ke-51 tahun ini. Layaknya “tamu kehormatan”, keduanya membawa total lebih dari 2.300 kru dan penumpang.
Kapal-kapal itu bukan hanya simbol kemewahan, tetapi juga menjadi gambaran masa depan: bahwa Benoa kini berada di peta utama pelayaran dunia—sebuah wajah baru pariwisata bahari Indonesia yang semakin bercahaya. (P-ant/bwl)
No Comments