28.9 C
Jakarta
Thursday, June 5, 2025

    Bahaya judi ‘online’, Psikiater: Pentingnya literasi sejak dini

    Terkait

    PRIORITAS, 18/11/24 (Denpasar): Pentingnya literasi bahaya judi online (judol) sejak usia dini, harus dimulai dari Sekolah Dasar untuk mencegah kecanduan yang berdampak pada gangguan mental. Hal ini disampaikan dokter spesialis kedokteran jiwa (SpKJ), Made Wedastra, di Denpasar, Bali, Senin (18/11/24).

    Disebutkan, untuk pencegahan bagi yang belum tersentuh judol harus menyediakan informasi dan pemahaman terkait hal itu.

    Selanjutnya, psikiater Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali di Kabupaten Bangli itu menegaskan, masyarakat, khususnya generasi muda sejak usia dini, perlu ada pemahaman terkait judol. Sebab, biasanya judol menawarkan iming-iming hadiah besar saat di awal dan akan dibuat menang, sehingga pemain kecanduan untuk bertaruh serta bermain lagi dan lagi. Disebutkannya, hal ini dapat berdampak terhadap gangguan kejiwaan berupa kecemasan terutama obsesif kompulsif dan depresi.

    Dua faktor penyebab
    Psiakiater dr Made Wedastra juga menambahkan, seseorang dapat terjerat judol disebabkan oleh dua faktor yaitu diri sendiri (internal) dan lingkungan (eksternal).
    Secara internal, menurutnya, kepribadian narsistik, histrionik dan dependen adalah seseorang yang berpotensi mudah jatuh ke iming-iming judol.

    “Narsistik itu merasa diri pintar dan mampu, jadi judi dijadikan ajang buat menonjolkan diri, kemudian histrionik itu suka mencari perhatian dengan penampilan yang berlebih. Untuk menunjang penampilannya maka dia bisa melakukan judi dan dependen atau mereka terlalu tergantung dengan orang lain,” ujarnya, seperti dilansir Antara.

    Sementara, katanya, sisi eksternal seperti pola asuh juga berperan besar mempengaruhi orang terjerumus judi. Itu karena pola asuh yang suka membandingkan, akan membuat anak tumbuh rapuh secara psikologis. Akibatnya, anak tidak memiliki norma yang kuat dalam dirinya. Ia hanya mengikuti apa yang menurutnya benar, misalnya dengan judol, karena dapat menghasilkan uang cepat.

    Terapi korban judol

    Made Wedastra menjelaskan, menangani korban judol, dapat melalui terapi obat dan non-obat (psikoterapi). Terapi obat diberikan menggunakan obat antipsikotik generasi kedua untuk mengurangi kadar dopamin atau antidepresan.

    Dikatakan, penanganan korban judol serupa dengan ketergantungan narkotika yang secara biologis di dalam tubuh pecandu terjadi peningkatan dopamin di pusat kenikmatan pada otak, sehingga orang yang menjalani makin gembira melakukan judi. Sementara untuk terapi non-obat dilakukan dengan menyetop semua media atau apapun yang berkaitan dengan judol.

    “Biarkan dia melihat apa sisi negatif dari judol itu sehingga paham dan kami berikan pemahaman baru yang baik tentang judol yang akan diingat selamanya. Dengan pemahaman yang baik, perilaku juga berubah sehingga dia menjauhi judol,” ucapnya. (P-Hosana)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini