PRIORITAS, 28/10/24 (New York): Dilaporkan, pada hari Senin (28/10/24) waktu setempat, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa bakal menggelar rapat darurat, untuk membahas serangan Israel terhadap Iran yang dilancarkan pada Sabtu (26/10/24) lalu.
Disebutkan, Swiss sebagai Presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) mengatakan, pertemuan ini diminta oleh Iran, dengan dukungan dari Aljazair, China, dan Rusia.
“Tindakan Israel merupakan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan internasional, dan semakin mengganggu stabilitas kawasan yang sudah rapuh,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, dalam surat kepada DK PBB, dilansir Reuters.
“Republik Islam Iran sejalan dengan prinsip-prinsip yang tercantum dalam Piagam PBB, dan berdasarkan hukum internasional, memiliki hak yang melekat untuk menanggapi serangan kriminal ini secara sah pada waktu yang tepat,” tulisnya dalam surat itu.
Tiga gelombang seerangan
Diketahui, sebelumnya pada Sabtu lalu lebih seratus jet tempur Israel melakukan tiga gelombang serangan pada dini hari, terhadap pabrik-pabrik Rudal dan lokasi-lokasi militer lain di dekat Teheran serta Iran barat.
Pihak Israel mengeklaim itu merupakan balasan atas serangan 200 Rudal Iran pada 1 Oktober lalu. Israel memperingatkan musuh bebuyutannya itu untuk tidak membalas setelah serangan terakhir.
Itu tindakan konyol
Sementara itu, menanggapi surat Menlu Iran ke DK PBB, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyebut tindakan itu “konyol”.
Disebutkan, Danon menolak keluhan Iran di PBB, dengan mengatakan, Iran berusaha bertindak melawan Israel di arena diplomatik dengan klaim konyol, seolah Israel telah melanggar hukum internasional.
“Seperti yang telah kami nyatakan berulang kali, kami memiliki hak dan kewajiban untuk membela diri dan akan menggunakan segala cara yang kami miliki untuk melindungi warga Israel,” kata Danon.
Selanjutnya, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, telah mengimbau kepada semua pihak untuk menghentikan semua tindakan militer, termasuk di Gaza dan Lebanon.
“Kerahkan upaya maksimal untuk mencegah perang regional, dan kembali ke jalur diplomasi,” kata Antonio Guterres. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa