29.3 C
Jakarta
Saturday, July 26, 2025

    Timpua: Tak manusiawi jika PT Surya Pasifik Indonesia terlantarkan korban KM Barcelona VA

    Terkait

    PRIORITAS, 24/7/25  (Melonguane):  Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, kondisi ini mungkin paling tepat menggambarkan nasib tragis yang menimpa sejumlah penumpang selamat dari KM. Barcelona V A yang terbakar di perairan sekitar pulau Talise dan Gangga dalam pelayaran dari Talaud ke Manado, Minggu (20/7/25).

    Bukannya berempati, justru PT. Surya Pasifik Indonesia sebagai perusahaan yang menaungi KM. Barcelona VA diduga telah melakukan kelalaian fatal sampai terjadinya kebakaran mengerikan tersebut, malah menunjukkan sikap tak manusiawi dengan dugaan menelantarkan korban yang masih terluka dan membutuhkan perawatan.

    Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun redaksi bahwa Pihak PT. Surya Pasifik Indonesia dan Pemilik KM. Barcelona V A yang terbakar tersebut sejak peristiwa terjadi, Minggu 20 Juli 2025 sampai berita ini tayang tidak menunjukkan rasa empati terhadap sejumlah penumpang yang jadi korban sebagai pertanggung jawaban secara moral dari sisi kemanusiaan.

    Kepada Wartawan Ibu Iriani Entiman (42), korban selamat yang sampai saat ini masi merasakan sakit disekujur tubuh dan nyeri di bagian dada karena terinjak penumpang lain saat berupaya menyelatkan diri bahkan masih merasa mual dan muntah karena telalu banyak minum air laut, menuturkan banyak hal.

    “Saat so di lao (laut) kita tiga kali dapa injak dari penumpang lain, saat penumpang laeng “baku rebe balompa dari atas kapal,” cerita ibu Iriani Entiman sambil menunjuk badan area payudara yang dirasakan sakit.

    Selanjutnya Ibu Dian Novita Manumbalang juga menuturkan bahwa Pihak PT. Surya Pasifik Indonesia sebagai pihak yang paling bertanggung jawab justru terkesan menutup diri. Ironisnya yang seakan bertanggung jawab dan menunjukkan rasa empati kemanusiaan terhadap penderitaan penumpang justru  dari pihak TNI yang tidak ada kaitan dengan insiden tersebut.

    “Sungguh ironis, kami tinggal dibantu oleh pihak TNI yang menunjukkan empati kemanusiaan, dan kami sebagai penumpang yang menjadi korban sangat bersyukur atas uluran tangan dari Bapak Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Martin Susilo M. Turnip bersama jajarannya yang sudah sangat membantu dengan memberikan santunan berupa uang tunai, yang kami jadikan sebagai biaya hidup selama ditelantarkan oleh pemilik KM. Barcelona V A di Manado,” kata ibu Dian yang terlihat sangat kecewa terhadap pihak PT. Surya Pasifik Indonesia.

    Ditempat yang sama ibu Agustina Manumbalang menguraikan kondisi mereka akibat pengabaian dari pemilik kapal KM. Barcelona V A. Ia bersama kerabatnya yang lain, tidur beralaskan terpal disebuah tempat kost di bilangan Kelurahan Malalayang Satu Manado, bersama kerabat yang lain diantaranya Ibu Rosmijati Ontorael (68) tahun yang mengalami luka yang sangat parah berupa patah tulang rusuk dengan luka lebam yang hampir disekujur tubuh.

    “Kami masih dalam kondisi sakit, namun harus tetap mengurus kerabat yang sakit, kami tidak ada biaya untuk berobat ke rumah sakit, tuan-tuan dari perwakilan pemilik kapal Barcelona V A akan melihat kondisi kami, ternyata semua itu bohong besar, sudah minta alamat ke pihak keluarga kami, katanya ada nyonya besar yang akan datang padahal sampai saat ini tidak perna ada yang datang, cuma surga telinga, sehingga kami melihat Pihak PT. Surya Pasifik Indonesia sudah kehilangan rasa kemanusiaannya, semoga aparat penegak hukum bisa melihat semua ini,”ujar ibu Agustina Manumbalang.

    Selanjutnya ibu Agustina menceritakan peristiwa maut tersebut, mulai dari dari berteriak memberitahukan adanya api yang justru dibalas bentakan oleh ABK karena disebut membuat panik penumpang diatas kapal sampai terjun ke laut. “Semua barang bawaan kami, mulai dari HP, laptop, tas bahkan uang dan perhiasan yang menempel di tubuh mereka semua hilang tak bersisa,” ujarnya.

    “Kita sempat berteriak kase tau kalau sudah ada api di Dek II, tapi ABK Bacelona tidak peduli mala sibuk membangunkan orang untuk di tagi tiket, Dorang ABK, justru marah katanya bekin panik ketika kase tau sudah ada Api di Dek III,  dan ketika dorang menyadari benar ada kebakaran diatas kapal, ABK langsung menyimpan uang tiket yang sementara ABK tagih ke penumpang dan langsung terjun ke laut menyelamatkan diri sendiri tanpa menghiraukan keselamatan penumpang,” pungkas Ibu Agustina yang turut diaminkan oleh Ibu Dian Manumbalang.

    Melihat kondisi yang begitu memiriskan, dan adanya upaya pengabaian dari pemilik kapal KM. Barcelona V A bersama PT. Surya Pasifik Indonesia terhapa korban, memaksa tokoh masyarakat Sulawesi Utara angkat bicarat.

    Tokoh Masyarakat Talaud yang juga mantan anggota DPRD Talaud, Godfried Timpua menyesalkan tindakan penelantaran penumpang korban yang ditengarai dilakukan oleh Pemilik KM. Barcelona V A bersama PT. Surya Pasifik Indonesia.

    “Kalau sudah sampai terjadi penelantaran korban penumpang yang masih terluka dan masih membutuhkan perawatan, maka tindakan PT. Surya Pasifik Indonesia bersama pemilik KM. Barcelona V A sungguh tak manusiawi dengan menganggap nyawa orang Talaud sebagai objek yang tak berharga,” tukasnya.

    Diketahui ada tujuh warga Talaud yang ditelantarkan oleh Pihak PT. Surya Pasifik Indonesia bersama pemilik KM. Barcelona V A adalah ibu Rosmajati Ontorael (68), ibu Agustina Manumbalang (52), Ibu Iriani Entiman (42), Ibu Dian Manumbalang (32), Nona Elisa Manumbalang (24), dan dua orang penumpang anak yang sampai hari ini mengalami trauma, yaitu Yolanda Maro (14) dan Davian Maro (12) Tahun.

    Sampai berita ini naik tayang, pihak pemilik Barcelona V A bersama PT. Surya Pasifik Indonesia belum bisa dikonfirmasi seputar penelantaran korban penumpang yang merupakan imbas dari kelalaian mereka lakukan sampai kapal tersebut terbakar. (P-Sangadi)

     

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini