Tonton Youtube BP

Terapkan teknologi OPT, Tomohon mulai panen padi organik

Deky Geruh
16 Nov 2025 10:56
Daerah 0
2 minutes reading

PRIORITAS, 16/11/25 (Tomohon) : Kota Tomohon melakukan panen perdana padi organik yang dikembangkan melalui penerapan teknologi OPT oleh Kelompok Tani Mandiri di Kelurahan Taratara.

Padi organik ini adalah langkah penting yang diambil Pemerintah Kota (Pemkot) dalam mendorong transformasi budidaya pertanian menuju sistem yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tomohon, Karel Lala, memberikan apresiasi atas kegigihan Kelompok Tani Mandiri Taratara, telah menerapkan teknologi pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) berbasis mikroorganisme lokal.

Teknologi ini dikembangkan melalui pendampingan berjenjang, mulai dari Dinas Pertanian Provinsi, tim Perlindungan Tanaman, hingga tenaga ahli lapangan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tomohon yang turut mendampingi proses perbanyakan agen hayati.

“Mikroorganisme yang ada di sekitar sini dimanfaatkan sebagai teknologi pengendalian. Itu dilakukan oleh Kelompok Tani Mandiri, dibimbing oleh perlindungan provinsi dan didampingi para tenaga ahli saat proses perbanyakan. Pendekatan ini sudah berjalan dengan baik di lapangan,” jelas Lala.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa proses menuju sertifikasi organik masih membutuhkan pengkajian lebih lanjut, termasuk evaluasi kualitas air yang digunakan dalam budidaya, mengingat masih terdapat potensi kontaminasi dari lingkungan sekitar.

“Tetapi kami bersyukur ada inisiatif dari petani. Saat ini 25 hektare sudah berjalan dan akan berkembang menjadi 32,7 hektare lahan yang terlibat dalam pertanian organik. Minimal, terjadi penurunan penggunaan bahan kimia di wilayah ini,” katanya.

Lala menjelaskan total lahan pertanian di Kota Tomohon mencapai sekitar 533 hektare, di Tomohon Barat, area produktif mencapai 375 hektare berdasarkan data luas tanam. Sementara sisa lahan yang masuk kategori kurang produktif.

Ia berharap perkembangan budidaya padi organik di Taratara dapat menjadi model pembelajaran bagi kelompok tani lain serta mendorong masyarakat untuk lebih memahami pentingnya pertanian berkelanjutan.

“Penggunaan bahan organik dan pemanfaatan mikroorganisme alami terbukti mampu bekerja dengan efektif. Ke depan, kebutuhan pupuk kimia bisa terus ditekan karena tanah sudah mulai kembali sehat,” ujar Lala seperti dikutip citakawanua.com.

Kelompok Tani Mandiri Taratara saat ini melibatkan sekitar 30 anggota inti, meski jumlah petani yang berpartisipasi dalam praktik organik di area tersebut diperkirakan mencapai 30–35 orang.

“Kelompok ini yang baru konsisten pada budidaya padi organik. Ada kelompok lain yang mengembangkan hortikultura organik seperti paprika dan stroberi, tetapi skalanya masih terbatas,” tambahnya.

Dengan antusiasme petani serta dukungan pemerintah, Karel Lala optimis bahwa pertanian organik di Tomohon akan terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi kesehatan tanah, produktivitas lahan, dan kesejahteraan petani.(P/dg)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x