32.5 C
Jakarta
Friday, April 25, 2025

    Tantangan produksi film “Perang Kota”, tertunda karena Covid-19

    Terkait

    PRIORITAS, 24/3/25 (Jakarta): Film “Perang Kota” menghadapi banyak tantangan saat produksi. Produser Rama Adi mengungkapkan tantangan di balik produksi film terbarunya bersama sutradara Mouly Surya film yang melibatkan kolaborasi berbagai negara itu.

    Produksinya sempat tertunda saat pandemi COVID-19, namun dengan segala perjuangan tak kenal lelah, film tersebut bakal tayang di bioskop Indonesia mulai 30 April 2025 mendatang.

    “Proses produksi film “Perang Kota” dimulai sekitar tahun 2018/2019. Kami sangat antusias dengan proyek ini hingga datang pandemi COVID-19 menyebabkan penundaan yang cukup lama. Namun, berkat pengalaman mengikuti berbagai festival film sebelumnya, kami berhasil mengajukan permohonan dukungan pendanaan ke berbagai platform,” ujar Rama saat acara Jumpa Pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/3/25).

    Jumpa Pers film “Perang Kota” di Jakarta, Senin (24/3/25). (Ist.)

    Selain dukungan pendanaan, Sutradara Mouly Surya menjelaskan bahwa film tersebut telah dibawa ke berbagai negara untuk memperoleh dukungan penyelesaian efek visual dan tata suara, guna mencapai kualitas film yang optimal dan menghadirkan pengalaman menonton yang imersif bagi penonton.

    “Efek visual dikerjakan oleh tim di Amerika Serikat, sedangkan tata suara dikerjakan di Prancis,” kata Mouly, dilansir dari Antara.

    Keunikan film ini juga terletak pada rasio aspeknya, yang menggunakan format layar 4:3, berbeda dengan format layar umum film layar lebar, yaitu 16:9 atau 21:9.

    Hal itu dilakukan karena alasan teknis dan juga idealis sang sutradara. Karena menurut Mouly, ia hendak menyajikan situasi gejolak di Jakarta zaman dulu (jadul), tahun 1946.

    Dikatakan Mouly, format layar 4:3 terbilang cukup baginya untuk mengesankan sesuatu yang sederhana tapi juga secara teknis mendekatkan fokus penonton pada tokoh-tokoh film yang diadaptasi dari novel karya Mochtar Loebis yang berjudul “Jalan Tak Ada Ujung” itu, sesuai yang dia inginkan sebagai penulis skenario sekaligus sutradara filmnya.

    Dalam film itu, para pemerannya juga dituntut bisa berbahasa Belanda. Sebab film “Perang Kota” akan didistribusikan secara komersial di Belgia, Belanda, dan Luksemburg, selain di Indonesia. Untuk itu, Mouly mempertebal kemampuan berbahasa para pemeran filmnya dengan cara mengikutkan mereka dalam lokakarya.

    Selain itu, sejak awal Mouly ingin melibatkan aktor yang dekat dengan bahasa Belanda yakni Jerome Kurnia. Mouly mengatakan dia pernah melihat kefasihan Jerome berbahasa Belanda dalam film “Bumi Manusia”, dan dia langsung tertarik mengundangnya bergabung dalam film “Perang Kota”.

    Mouly Surya dan Rama Adi optimistis film itu disambut baik oleh penonton di Belanda, karena dekat dengan situasi di masa lalu yang berkaitan dengan silsilah orang-orang di negara tersebut.

    “Saat menjadi film penutup di Festival Film Internasional Rotterdam kemarin (Februari 2025, red), banyak penonton, terutama orang Belanda yang memiliki hubungan dengan Indonesia, merasa sangat dekat dengan film ini,” kata Mouly.

    Penayangan komersial film “Perang Kota” di bioskop-bioskop Belgia, Belanda, dan Luksemburg akan dimulai pada 17 April mendatang. (P-Rebecca WT)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini