PRIORITAS, 16/9/25 (Jerusalem): Militer Israel dilaporkan telah memulai operasi serangan darat ke jantung Kota Gaza, hari Selasa ini.
Berita terbaru yang diperoleh Beritaprioritas.com hari Selasa siang (16/9/2025) menyebutkan serangan darat itu melibatkan tank-tank sekitar pukul 03.55 waktu Gaza.
“Tank-tank berada di tengah Jalan Al-Jalaa di jantung Kota Gaza. Bersamaan dengan itu, terdapat laporan serangan drone dan helikopter Apache”, lapor media di Jalur Gaza.
Sejumlah media lain mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, serangan darat itu bertujuan untuk mengambil alih Kota Gaza, yang menjadi markas besar terakhir militan Hamas.
Tank-tank pasukan Israel melakukan manuver serangan ke Kota Gaza, di Jalur Gaza.(idf-n12)
Selain itu, militer Israel juga akan membebaskan sekitar 48 sandera, yang diduga kuat sengaja ditahan militan Hamas di kota Gaza itu. Sekitar 18 sandera diduga masih hidup, sedangkan 30 lainnya sudah tewas, namun masih tetap ditahan militan Hamas.
Kantor berita Palestina Shahab melaporkan serangkaian serangan udara terus berlanjut di Kota Gaza.
Ledakan hebat terjadi di lingkungan Tel al-Hawa di bagian barat kota, kamp pengungsi Shati di barat laut, lingkungan Sabra di pusat kota, dan lingkungan al-Daraj di utara.
Kantor berita tersebut juga melaporkan tiga orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara di kota Deir al-Balah di Gaza tengah.
Serangan pembuka
Israel Defense Forces (IDF) atau Pasukan Pertahanan Israel, sebenarnya sudah mengumumkan Gideon’s Chariots II Operation (Operasi Kereta Perang Gideon 2) untuk menaklukan Kota Gaza telah dimulai, sejak 8 September 2025 lalu.
Ledakan terjadi di sebuah bangunan tinggi di Kota Gaza, akibat diserang pesawat tempur Israel, Senin 15 September 2025.(news12).
Operasi ini bertujuan untuk memusnahkan markas besar terakhir militan Hamas di Kota Gaza.
Intelijen Israel memperkirakan masih ada sekitar 15.000 hingga 20.000 anggota militan Hamas yang bertahan di berbagai gedung dan terowongan bawah tanah di kota itu.
Pasukan Pertahanan Israel dalam dua pekan terakhir, telah melakukan serangan pembuka dengan pengeboman udara di dalam dan sekitar Kota Gaza dengan rudal serta bom presisi.
Serangan itu telah menghancurkan sekitar 100 bangunan tinggi bertingkat, yang telah menjadi pos komando dan pengintai militan Hamas.
Israel mengakui serangan awal tujuannya adalah untuk merusak infrastruktur militan Hamas, terutama markas di gedung-gedung, pos pengintai dan terowongan.
Penduduk mengungsi
Militer Israel sudah menyebarkan pengumuman yang menginstruksikan sekitar 1 juta penduduk kota itu, agar segera mengungsi, sepekan sebelum serangan besar-besaran dilakukan.
Militer Israel mengatakan hingga saat ini sudah sekitar 300.000 warga Palestina telah melarikan diri dari Kota Gaza dalam beberapa pekan terakhir.
Ratusan ribu orang mengungsi keluar dari Kota Gaza karena khawatir menjadi korban serangan Israel.(x.news12)
Diperkirakan masih ada sekitar 600 ribu warga yang belum mengungsi, banyak di antaranya karena sengaja ditahan militan Hamas untuk dijadikan tameng manusia jika terjadi serangan Israel.
Militan Hamas bahkan dilaporkan juga sengaja memindahkan para sandera dari dalam terowongan bawah tanah ke sejumlah bangunan termasuk tenda-tenda darurat di atas, dengan tujuan menjadikan mereka sebagai korban.
Militan Hamas akan menggunakan sandera yang tewas terbunuh nanti, sebagai bahan propaganda ke dunia internasional untuk menekan Israel menghentikan perang.
Kejahatan kemanusiaan
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengaku terkejut dengan tindakan militan Hamas tesebut.
“Saya membaca laporan berita bahwa Hamas memindahkan para sandera ke atas tanah untuk digunakan sebagai perisai manusia melawan serangan darat Israel. Saya harap para pemimpin Hamas tahu apa yang akan mereka hadapi jika mereka melakukan hal seperti itu”, kata Trump di platform Truth Social miliknya.
“Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang jarang sekali terjadi. Jangan biarkan ini terjadi. Bebaskan semua sandera sekarang juga”, tegas Trump, seperti dilaporkan Ynetnews.
Militan Hamas sengaja memindahkan sandera ke gedung dan tenda di Kota Gaza untuk menjadi tameng manusia saat militer Israel menyerang.(x.n12)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel kini memasuki tahap penentuan akhir untuk menuju kemenangan. “Perang dimulai akibat serangan teroris Hamas. Jadi harus berakhir dengan musnahnya Hamas”, katanya.
Israel menyerang Jalur Gaza, 8 Oktober 2023 lalu, sehari setelah militan Hamas melakukan serangan brutal ke festival musik Nova dan pemukiman di Israel selatan. Lebih 1200 orang Israel tewas dan 250 lainnya diculik dan dijadikan sandera di Jalur Gaza.
Menurut Kementrian Kesehatan Palestina, serangan Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan sekitar 64.603 orang dan 163.320 luka-luka.
Malam terakhir
Markas besar para keluarga sandera di Israel melakukan aksi unjukrasa setelah mengetahui militer Israel sudah mulai melakukan serangan darat.
Menurut mereka, keluarga para sandera menerima laporan tentang operasi intensif yang dimulai malam ini di Kota Gaza dengan penuh kecemasan.
“Malam ke-710 di Gaza mungkin merupakan malam terakhir bagi para sandera yang nyaris tak berdaya dan malam terakhir bagi mereka untuk menemukan dan mengembalikan jenazah mereka untuk dimakamkan dengan layak”, kata mereka.
Mereka menyebut sejumlah besar sandera masih hidup berada di Kota Gaza. Namun Perdana Menteri Israel secara sadar memilih untuk mengorbankan mereka demi pertimbangan politik.(P-Jeffry W)
No Comments