PRIORITAS, 24/3/25 (Richmond): Jessica Aber (43 tahun), seorang jaksa federal karier ditemukan tewas di rumahnya di Alexandria, Virginia, Sabtu pagi (22/3/25), tetapi hingga kini penyebab kematiannya masih belum jelas.
Jesica Aber dikenal sebagai seorang jaksa federal yang memiliki rekam jejak menakjubkan dalam menangani kasus-kasus penting di dekat Washington DC.
Ia menjadi terkenal sebagai jaksa agung AS di Virginia, mengawasi kasus-kasus hukum penting untuk Departemen Kehakiman, termasuk kasus-kasus hukuman bagi pemimpin geng narkoba MS-13, mantan gubernur Virginia, dan banyak lagi.
Dia juga membantu penyelidikan terhadap warga Rusia yang dituduh melakukan konspirasi dan penipuan. Jaksa Jessica Aber juga mengawasi penuntutan orang yang membantu warga Israel memasuki AS tanpa visa yang sah.
Ia ditunjuk untuk mengawasi distrik Virginia oleh presiden saat itu Joe Biden. Namun Jessica Aber mengundurkan diri dari jabatannya sebagai jaksa AS untuk Distrik Timur Virginia, saat Presiden Donald Trump menjabat.
Dua bulan kemudian setelah ia mundur, polisi dipanggil ke rumahnya sekitar pukul 9 pagi waktu setempat. Pihak berwenang menemukan Jesica Aber telah meninggal.
“Kematiannya masih dalam penyelidikan dan akan ditentukan oleh Kantor Kepala Pemeriksa Medis Virginia”, kata Departemen Kepolisian Alexandria, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Senin (24/3/25).
Aber menghabiskan sebagian besar hidupnya di Virginia dan memperoleh gelar sarjana dari Universitas Richmond dan gelar sarjana hukum dari Sekolah Hukum William & Mary.
Ia memulai kariernya di Distrik Timur Virginia pada tahun 2009, menjabat sebagai asisten jaksa AS sebelum menjadi penasihat asisten jaksa agung untuk divisi pidana pada tahun 2015. Setahun kemudian, ia menjadi wakil kepala divisi pidana untuk pengadilan distrik.
Komitmen pada keadilan
Pada tahun 2021, Aber menjadi wanita ketiga yang dikukuhkan untuk memimpin kantor Distrik Timur Virginia setelah dicalonkan oleh Joe Biden, presiden AS waktu itu.
Rekan-rekannya menggambarkan Aber sebagai pemimpin yang “tak tertandingi” yang sangat berkomitmen untuk mencari keadilan. Beberapa mengatakan kepada Washington Post, dia berorientasi pada detail dan sering duduk di galeri ruang sidang untuk persidangan atau sidang besar.
Aber berdedikasi untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap penegakan hukum, sedemikian rupa sehingga dia menempuh lebih dari 50.000 mil mengendarai mobilnya melintasi Virginia, untuk berbicara dengan orang-orang di komunitas yang tidak puas dengan penegakan hukum.
Jaksa Agung Pam Bondi merilis pernyataan publik yang mengakui kematian Aber “sangat tragis.” “Kehilangan Jessica Aber, mantan Jaksa AS untuk Distrik Timur Virginia, sangat tragis. Hati dan doa kami menyertai keluarga dan teman-temannya selama masa yang sangat sulit ini,” kata Bondi.
Jaksa AS Erik Seibert, yang saat ini memimpin Distrik Timur Virginia, mengatakan dalam sebuah pernyataan dia sangat sedih ketika mengetahui meninggalnya Jessica Aber.
“Ia tak tertandingi sebagai pemimpin, mentor, dan jaksa, dan ia benar-benar tak tergantikan sebagai manusia. Kami tetap kagum dengan seberapa banyak yang telah ia capai dalam waktu yang sangat singkat di dunia ini. Profesionalisme, keanggunan, dan ketajaman hukumnya menjadi standar,” kata Seibert
Hakim Pengadilan Distrik M. Hannah Lauck, mengatakan Aber adalah orang yang “cemerlang” dan memiliki “jiwa yang baik.”
“Jess memang brilian, tetapi yang jauh lebih penting adalah rasa keadilannya, kemanusiaannya, dan kemampuannya untuk mengubah dunia dengan cara yang positif, bahkan selama waktu singkatnya bersama kami,” kata Lauck.(P-Jeffry W)