PRIORITAS, 6/6/24 (Jakarta): DPR RI baru saja mengesahkan RUU KIA yang di dalamnya termasuk aturan tentang pemberian cuti melahirkan enam bulan lamanya.
Meski ada yang bilang cutinya kelamaan, dan harus dibayar lagi gajinya selama cuti melahirkan, tetapi ternyata Indonesia bukan satu-satunya yang menerapkannya.
Bahkan dibanding 10 negara dengan cuti terlama di dunia, Indonesia tidak masuk hitungan.
,emang uti melahirkan merupakan hak yang harus didapatkan bagi pekerja perempuan. Cuti ini diberikan untuk menjaga kondisi sang ibu dan merawat bayi.
Isu cuti hamil kembali menjadi topik hangat setelah DPR RI resmi mengesahkan Undang-Undang Kesetaraan Ibu dan Anak (UU KIA) dalam Rapat Paripurna pada Selasa (4/6/24) lalu. UU baru tersebut salah satunya menjamin para ibu pekerja mendapatkan cuti melahirkan hingga enam bulan.
Ini merupakan sebuah terobosan besar karena sebelumnya durasi cuti melahirkan yang dijamin UU hanya tiga bulan.
Meski kini para ibu pekerja di Indonesia berhak mendapat masa cuti melahirkan selama enam bulan, durasi itu masih kalah dibanding sejumlah negara lain yang di antaranya memberikan cuti hingga lebih dari satu tahun.
Inilah 10 daftar negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dengan durasi cuti melahirkan terlama.
1. Finlandia (161 minggu)
2. Hungaria (160 minggu)
3. Turki (58,6 minggu)
4. Jerman (58 minggu)
5. Jepang (58 minggu)
6. Swedia (55,7 minggu)
7. Kanada (51 minggu)
8. Denmark (50 minggu)
9. Prancis (42 minggu)
10. Inggris (39 minggu)
Dampak cuti melahirkan terhadap keluarga
Berdasarkan laporan The Conversation, peneliti menemukan dan yakin, cuti keluarga berbayar dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan para karyawan beserta keluarganya. Sedangkan, orang tua yang tidak mendapatkan cuti berbayar, terutama setelah melahirkan, cenderung mengalami depresi, kesepian, dan stres.
Sejumlah pakar mengatakan, kurangnya dukungan pemerintah dalam membesarkan anak dapat menyebabkan “kesenjangan kebahagiaan” bagi masyarakatnya.
“Cuti keluarga berbayar setidaknya satu bulan dapat membantu orang tua mengembangkan hubungan keluarga yang lebih memuaskan,” ujar sejumlah ahli.
Berdasarkan penelitian terhadap 27 negara, The Conversation menemukan, orang tua di negara dengan “jaringan keselamatan” yang rendah cenderung kurang bahagia.
Sebaliknya, negara dengan pemerintah yang memberikan dukungan berupa cuti keluarga, seperti cuti melahirkan lama, justru lebih bahagia dan sejahtera. (P-CNBCi/jr) — foto ilustrasi istimewa