30.9 C
Jakarta
Monday, March 10, 2025

    Prancis ingatkan Presiden AS Trump tidak boleh serahkan Ukraina ke Rusia

    Terkait

    PRIORITAS, 25/02/25 (Washington):  Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak boleh mengorbankan negara Ukraina, dengan menyerahkan negara tersebut ke Rusia, sebagai alasan menjaga perdamaian di kawasan Eropa.

    “Perdamaian ini tidak boleh berarti penyerahan Ukraina,” tegas Macron dalam konferensi pers bersama Trump, saat keduanya bertemu di Gedung Putih, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari CNN Indonesia, hari Selasa (25/2/25).

    Negara-negara di  Eropa termasuk Prancis, saat ini cemas karena AS mulai mendekatkan diri pada Rusia. Padahal Rusia (Moskow), sejak perang dingin tahun 1949 adalah musuh bebuyutan AS dan Eropa, sehingga dibentuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

    Macron dan Trump bertemu di saat peringatan tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina. Mereka fokus membicarakan masalah keamanan di Eropa, terutama terkait masa depan Ukraina, yang masih diinvasi Moskow. Salah satu yang menjadi bahasan adalah soal pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina.

    Menurut Macron, Trump mengungkapkan berbagai alasan dirinya menjalin komunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, Presiden Prancis itu menekankan pentingnya dukungan Washington terhadap setiap pasukan penjaga perdamaian Eropa ke Ukraina.

    Macron secara tegas mengatakan akan bekerja sama dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer untuk menyusun proposal pengiriman pasukan ke Ukraina jika kesepakatan tercapai. “Setelah berbicara dengan Presiden Trump, saya sepenuhnya yakin ada jalan ke depan,” ujar Macron.

    Pembicaraan ini berlangsung di tengah seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky,  agar perdamaian tercapai tahun ini, saat ia bertemu para pemimpin Eropa di Kyiv. Namun kekhawatiran semakin meningkat di Eropa karena Trump tengah condong ke posisi Rusia.

    Peluang bergabung dengan Uni Eropa

    Para pemimpin Eropa yang bertemu Presiden Volodymyr Zelenskyy di Kyev memberi peluang besar Ukraina bisa segera bergabung dengan Uni Eropa. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menilai bahwa proses aksesi Ukraina bisa berjalan lebih cepat dari perkiraan.

    “Saya sangat menghargai kemauan politik yang ada. Saya bahkan katakan prosesnya berbasis merit bagi Ukraina, jika mereka melanjutkan dengan kecepatan dan kualitas seperti itu, mungkin mereka bisa lebih awal dari 2030,” katanya.

    Presiden Dewan Eropa Antonio Costa mengaitkan perluasan Uni Eropa dengan stabilitas kawasan. Ia menegaskan keanggotaan Ukraina akan menjadi jaminan keamanan yang penting bagi masa depan negara itu.

    Presiden Zelenskyy memanfaatkan forum ini untuk menyampaikan tekadnya agar perang tidak berlarut-larut. Ia berharap dukungan keamanan kolektif, khususnya dari Eropa dan Amerika Serikat. “Jika Ukraina akan berada di Uni Eropa dan NATO dalam tahun-tahun terdekat, tentu saja itu akan sangat membantu kami,” ujar Zelenskyy.

    Selain membahas prospek keanggotaan Ukraina di Uni Eropa, para pemimpin Eropa juga menyoroti kebutuhan jaminan keamanan jangka panjang. Mereka khawatir jika Eropa berkompromi terhadap agresi Rusia, hal itu akan menciptakan preseden buruk dan mendorong negara lain melakukan hal serupa. (P-Jeffry W).

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini