32.6 C
Jakarta
Monday, March 10, 2025

    Penyakit misterius kembali landa Kongo, hanya hitungan jam sudah lebih 50 Orang tewas

    Terkait

    PRIORITAS, 26/2/25 (Kinshasa): Penyakit misterius menyerang Kongo, sebuah negara Afrika Tengah.  Sebanyak lebih dari 50 orang dilaporkan telah meninggal, hanya dalam beberapa jam setelah korban merasakan gejala sakit. Kasus penyakit misterius ini, merupakan yang kedua kali menyerang Kongo, setelah tahun 2024 lalu sebanyak 143 orang tewas hanya dalam waktu dua minggu.

    “Penyakit yang tidak diketahui telah menewaskan lebih dari 50 orang dalam beberapa jam setelah timbulnya gejala di Kongo barat laut”, kata kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Kinshasa, Afrika tengah, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Independent, hari Rabu (26/2/25).

    Tercatat ada sekitar 419 kasus termasuk 53 kematian sejak wabah penyakit dimulai di Republik Demokratik Kongo pada tanggal 21 Januari 2025. Dokter di lapangan mengatakan interval antara gejala pertama dan kematian adalah 48 jam pada sebagian besar kasus. “Itulah yang benar-benar mengkhawatirkan,” kata Serge Ngalebato, direktur medis Rumah Sakit Bikoro, pusat pemantauan regional.

    Memakan kelelawar

    Menurut kantor WHO di Afrika, wabah pertama di kota Boloko tersebut dimulai setelah tiga anak memakan kelelawar dan meninggal dalam waktu 48 jam usai mengalami gejala demam berdarah. Petugas Badan Kesehatan Dunia PBB yang bertugas di wilayah tersebut, menyebutkan penyakit misterius ini membuat para dokter khawatir, sebab tingkat kematian yang begitu cepat sebelum para korban mendapat pertolongan medis

    WHO sudah lama mengkhawatirkan tentang penularan penyakit dari hewan ke manusia di tempat-tempat di mana hewan liar banyak dikonsumsi. Di beberapa desa di Afrika, banyak warga sering kesulitan pangan sehingga mereka terpaksa mengkonsumsi hewan-hewan liar.  Jumlah wabah misterius semacam ini di Afrika telah melonjak lebih dari 60 persen dalam dekade terakhir.

    Gejala seperti demam berdarah ini umumnya dikaitkan dengan virus mematikan seperti Ebola, demam berdarah, Marburg, dan demam kuning, tetapi para peneliti telah mengesampingkan hal ini berdasarkan pengujian lebih dari selusin sampel yang dikumpulkan sejauh ini.

    Setelah wabah penyakit misterius terdeteksi di kota Bomate pada tanggal 9 Februari 2025, sampel dari 13 kasus telah dikirim ke Institut Nasional untuk Penelitian Biomedis di ibu kota Kongo, Kinshasa, untuk diuji. Semua sampel negatif terhadap Ebola atau penyakit demam berdarah umum lainnya seperti Marburg. Hanya beberapa dinyatakan positif malaria.

    Tahun lalu, penyakit misterius juga menyerang Kongo. Sebanyak 143 orang meninggal akibat penyakit seperti flu di barat daya Kongo hanya dalam dua minggu.  Pihak berwenang mengatakan kematian itu tercatat antara tanggal 10 – 25 November di zona kesehatan Panzi di provinsi Kwango.

    Menteri Kesehatan Provinsi Kwango, Apollinaire Yumba, mengatakan gejala-gejala yang muncul mencakup demam, sakit kepala, batuk dan anemia. Pihak pemerintah menyarankan penduduk berhati-hati dan tidak melakukan kontak dengan tubuh korban yang sudah meninggal,  untuk menghindari penularan.

    Kongo sampai saat ini masih bertarung dengan wabah panyakit cacar monyet (epidemi Mpox). Tercatat  sudah 1.507 orang tewas akibat penyakit ini. Sebanyak 79.519 kasus dugaan Mpox tersebar di 26 provinsinya,  antara minggu pertama tahun 2024 hingga minggu keenam tahun 2025 ini. Minggu ini, Kementerian Kesehatan Masyarakat meluncurkan kampanye vaksinasi Mpox yang menargetkan lebih dari 660.000 orang di sana. (P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini