Tonton Youtube BP

Penerbangan misterius bawa 153 warga Palestina, Presiden Afsel akan selidiki

Wolter Rumapar
17 Nov 2025 14:35
2 minutes reading


PRIORITAS, 17/11/25 (Pretoria):
Sedikitnya 153 warga Palestina dideportasi secara misterius ke Afrika Selatan (Afsel) pada Kamis (13/11/25) lalu. Mereka sempat terjebak selama 12 jam di pesawat sebelum diizinkan turun. Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan akan menyelidiki penerbangan misterius yang membawa warga Palestina tiba secara misterius pada pekan lalu.

Menurut Presiden, badan intelijen, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hubungan dan Kerja Sama Internasional saat ini sedang menilai situasi. “Kami akan melakukan evaluasi yang tepat dan melihat apa yang terjadi di masa depan. Mereka adalah orang-orang dari Gaza yang entah bagaimana secara misterius dinaikkan ke pesawat yang melewati Nairobi dan tiba di sini,” kata dia, dikutip Reuters, Jumat (16/11/25).

Ramaphosa juga mengungkapkan alasan akhirnya Afrika Selatan menerima ratusan warga Palestina. “Karena rasa iba, dan karena mereka adalah orang-orang yang kami, sebagai warga Afrika Selatan, dukung, kami merasa harus menerima mereka,” ungkap dia.

Afsel pendukung Palestina

Afrika Selatan menjadi salah satu negara yang mendukung dan lantang menyuarakan kemerdekaan Palestina. Negara ini pula yang mengajukan gugatan ke Israel di Mahkamah Internasional (IJC) pada 2023. Pekan lalu, pesawat yang mengangkut 153 warga Palestina memasuki Afrika Selatan. Penumpang sempat tertahan 12 jam di pesawat karena tak punya stempel keberangkatan dari Israel di paspor mereka.

Setelah tertahan berjam-jam, Kementerian Dalam Negeri mengizinkan mereka keluar dari pesawat usai organisasi non pemerintah Gift of the Givers siap menyediakan akomodasi untuk para penumpang selama di Afrika Selatan. Dari ratusan penumpang itu, 130 dibawa ke Afsel, dan sisanya dipindah ke negara lain.

Founder Gift of the Givers, Imtiaz Sooliman, mengatakan warga Palestina sebelumnya tak tahu bakal dibawa kemana. Mereka baru sadar akan tiba di Afrika Selatan saat di Kenya. “Beberapa punya visa untuk Kanada, Australia, dan Malaysia, dan akhirnya diizinkan pergi ke negara-negara tersebut,” kata Sooliman, dikutip Reuters.

Sooliman mengatakan pilihan yang tersisa untuk sementara adalah pindah ke negara pilihan mereka jika diterima negara tujuan, punya visa kunjungan singkat sementara untuk Afrika Selatan, visa pengunjung selama 90 hari yang bisa diperpanjang beberapa kali, visa pelajar untuk tujuan belajar, atau mengajukan suaka seperti dikutip CNNIndonesia.com. Insiden serupa juga terjadi pada akhir Oktober lalu. Saat itu, ada pesawat carter yang mengangkut 176 penumpang Palestina.(P-wr)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x