PRIORITAS, 23/5/25 (Washington): Elias Rodriguez (31 tahun), tersangka pembunuh dua orang staf Kedutaan Besar (Kedubes) Israel di Washington DC, hari Kamis, menghadapi ancaman hukuman mati.
Jaksa Distrik Washington, Jeanine Pirro mengatakan penembakan tersebut sedang diselidiki sebagai tindakan terorisme dan kemungkinan akan ada lebih banyak dakwaan yang ditambahkan.
“Memang masih terlalu dini untuk mengatakan apakah mereka (juri) akan meminta hukuman mati, namun kasus ini merupakan kasus yang memenuhi syarat untuk dijatuhi hukuman mati”, jelasnya dalam konferesi pers di Washington DC, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari BBC dan Sky News, hari Jumat (23/5/25).
Ketika ditanya seorang wartawan apakah dia akan meminta hukuman mati dalam kasus ini, Pirro mengatakan presiden dan jaksa agung telah mengindikasikan kasus ini tampaknya tepat untuk hukuman mati akan digunakan.
“Ini adalah kasus yang layak dijatuhi hukuman mati,” katanya.
Tersangka Elias Rodriguez, telah didakwa dengan dua tuduhan pembunuhan tingkat pertama.
Ia juga didakwa melakukan pembunuhan pejabat asing, menyebabkan kematian dengan senjata api, dan melepaskan senjata api dalam kejahatan kekerasan.
Rodriguez sudah diberitahu, ia dapat menghadapi hukuman mati jika ia terbukti bersalah. Hukuman paling ringan ialah penjara seumur hidup.
Meski begitu, tersangka terlihat tetap tenang sepanjang persidangan. Ia memperhatikan jalannya persidangan dan mengonfirmasi meminta pengadilan untuk menunjuk pengacara atas namanya.
Ia selanjutnya akan muncul di Pengadilan Federal di Washington DC pada tanggal 18 Juni 2025 mendatang.
Ditembak dari belakang
Yaron Lischinsky dan pacarnya Sarah Lynn Milgrim ditembak berkali-kali hingga tewas, ketika mereka meninggalkan sebuah acara di Museum Yahudi di Washington DC, pada Rabu malam waktu setempat.
Hal ini terjadi sebagaimana yang dikatakan Federal Bureau Investigation (FBI) atau Biro Penyelidik Federal dalam dokumen dakwaan pada hari Kamis.
Rekaman pengawasan menunjukkan bagaimana Lischinsky dan Milgrim meninggal.
Rodriguez diduga terlihat melewati pasangan itu, setelah mereka meninggalkan museum.
Ia berbalik dan menembak mereka dari belakang dengan senjata pistol otomatis berisi sejumlah peluru.
FBI mengatakan rekaman itu kemudian menunjukkan dia mencondongkan tubuh ke arah pasangan itu dan menembaki mereka beberapa kali lagi setelah mereka jatuh ke tanah.
Video tersebut kemudian menunjukkan Milgrim berusaha merangkak pergi. “Namun tersangka Rodriguez mengikutinya dari belakang dan menembak lagi”, kata dokumen dakwaan.
Tersangka mengisi ulang senjatanya dan menembaki lagi Sarah Milgrim saat ia tengah duduk.
Sebanyak 21 peluru
Menurut dokumen dakwaan, tersangka Rodriguez kemudian berlari ke museum dan begitu masuk ke dalam, ia meminta untuk berbicara dengan seorang petugas polisi. Ia menyatakan telah melakukan pembunuhan dan ia tidak bersenjata.
“Saya melakukannya untuk Palestina, saya melakukannya untuk Gaza, saya tidak bersenjata”, katanya kepada petugas polisi yang segera membekuknya.
Dokumen pengadilan juga menyatakan sebanyak 21 selongsong peluru 9 mm ditemukan di tempat kejadian dan senjata itu terkunci geser – artinya senjata itu kosong tanpa amunisi.
Sebuah magasin senjata kosong juga ditemukan di tempat kejadian perkara.
FBI mengatakan pihaknya telah memperoleh catatan perjalanan yang menunjukkan tersangka Rodriguez terbang dari Bandara Internasional O’Hare Chicago ke Reagan National di Washington DC pada hari Selasa, dengan senjata api di bagasi terdaftarnya.
Tersangka Rodriguez ternyata membeli senjata tersebut, di negara bagian Illinois pada tanggal 6 Maret 2020, menurut dokumen dakwaan.
Tersangka Rodriguez juga mengatakan kepada polisi dia membeli tiket ke museum sekitar tiga jam, sebelum acara yang dihadiri Milgrim dan Lischinsky.
Orangtua sangat berduka
Orangtua Sarah Milgrim sangat berduka ketika mengetahui anaknya jadi korban penembakan.
Ayah Sarah Milgrim, Robert, mengatakan semula ia sudah khawatir putrinya mungkin dalam bahaya, ketika ia melihat berita tentang penembakan fatal di Washington DC.
Ibunya, Nancy, langsung membuka aplikasi pencari lokasi ponsel dan melihat anaknya Sarah Milgrim sedang berada di Museum Yahudi Ibu Kota.
“Tak lama setelah itu, duta besar Israel menelepon kami melalui telepon istri saya,” kata Robert Milgrim kepada jaringan mitra Sky News, NBC News, sambil menahan tangis sedih.
Ia menambahkan duta besar yang memberi tahu, Yaron Lischinksy telah membeli sebuah cincin dan berencana untuk melamar Sarah Milgrim.
Robert Milgrim mengakui Sarah membawa kebahagiaan bagi keluarga. “Kenangannya, yang merupakan berkah, akan terus membawa kebahagiaan bagi kami – tetapi itu tidak sama dengan dia tidak ada di sini”, ungkap ayahnya.
Kecaman PM Israel
Kematian Yaron Lichinsky dan Sarah Lynn Milgrim membuat Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam tiga pemimpin Eropa.
Ia mengecam PM Inggris Keir Starmer, PM Perancis Emmanuel Macron dan PM Kanada Mark Carney telah mengobarkan antisemitisme, karena mengancam “tindakan konkret” terhadap Israel atas perang di Gaza.
Pihak berwenang sedang menyelidiki pembunuhan tersebut sebagai kejahatan kebencian terhadap komunitas Yahudi dan terorisme.
Rekaman menunjukkan Rodriguez dari Chicago Illinois, meneriakkan “bebaskan, bebaskan Palestina” saat ia ditangkap.
Selama sidang singkat di Pengadilan Federal E. Barrett Prettyman di Washington DC, tersangka Rodriguez didakwa dengan dua tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan pembunuhan pejabat asing. (P-Jeffry W)