Para pengembang properti terkemuka Indonesia yang dijuluki “naga”, antara lain James Riady (ketiga dari kanan) dan Aguan (tengah), bertemu di Kantor Menteri PKP Maruarar Sirait. (Ist.)PRIORITAS, 19/11/25 (Jakarta): Sejumlah konglomerat pengembang besar properti nasional yang dijuluki “Naga” berkumpul di kantor Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, di lantai 21 Wisma Mandiri, Jakarta, Senin (17/11/25) malam.
Menurut informasi yang diterima Beritaprioritas Rabu (19/11/25), para “naga” yang bertemu antara lain Sugianto Kusuma (Aguan), Prayogo Pangestu, Boy Tohir, Frankie Wijaya, James Riady, Alexander Stefanus Ridwan, Joseph Sanusi Tjong, Sanny Iskandar, Herman Sudarsono, Yan Mogie, dan Bally Saputra.
Dihimpun dari berbagai sumber, disebutkan, pertemuan tersebut bertujuan mengkristalisasi ide-ide investor swasta menjadi kebijakan yang dapat menyelesaikan masalah ketidakmampuan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) memiliki hunian di perkotaan.
Termasuk yang dibahas adalah Program 3 Juta Rumah yang dicanangkan Pemerintah. Program ini dinilai memiliki tantangan utama yakni bagaimana menyediakan hunian layak bagi MBR di tengah kota, di mana harga tanah sudah sangat mahal, sementara rumah subsidi terdesak ke pinggiran.
Pertemuan tersebut juga membahas sejumlah program dan isu krusial sektor perumahan, mulai dari skema lahan, hunian berimbang, program Corporate Social Responsibility (CSR) renovasi rumah hingga penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan.
Pertemuan yang berlangsung Senin malam itu berlangsung mulai pukul 18.30 WIB hingga lenjelang tengah malam pukul 23.00 WIB di kantor Menter PKP di lantai 21 Wisma Mandiri, Jakarta.
Komentar James Riady dan Aguan
Seusai pertemuan, CEO Lippo Group James Riady mengatakan, dua hal yang dibahas dalam pertemuan itu adalah CSR dan KUR Perumahan.
“CSR untuk renovasi rumah warga kurang mampu, dan KUR Perumahan sudah berjalan tiga minggu. Mekanismenya sudah ada,” ujarnya, dikutip dari rmol.com.
Soal besaran dana CSR, James menegaskan, bahwa seluruh bantuan ini dilakukan secara gotong royong dan sukarela.
Senada dengan itu, Bos Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan, mengatakan, melalui Yayasan Buddha Tzu Chi sudah menyalurkan bantuan CSR sekitar 5.000 unit untuk renovasi dan pembangunan rumah.
“Kita bantu masyarakat tidak mampu lewat CSR dan tidak ada komitmen apa pun di sini,” tegasnya.
Terkait penambahan dana CSR, Aguan menyebut pihaknya akan melihat situasi terlebih dahulu. Dia juga optimistis sektor perumahan akan tumbuh positif tahun depan.
“Kita doakan sektor perumahan cerah, dan saya optimistis tahun depan akan cerah,” ujarnya.
PKP siapkan skema permodalan
Sementara itu, Menter PKP Maruarar Sirait menjelaskan, pertemuan tersebut membahas beberapa hal strategis.
Pertama, skema lahan dan kepemilikan, mulai dari status saat dijual hingga opsi sewa. Kedua, skema pembiayaan jika terjadi kenaikan harga. Ketiga, skema pengelolaan rusun, termasuk biaya IPL agar tidak memberatkan masyarakat. Keempat, skema hunian berimbang bagi MBR di Kota/Kabupaten.
Maruarar menambahkan, PKP bersama ekosistem perumahan juga tengah menyiapkan skema permodalan untuk masyarakat agar roda ekonomi tetap bergerak.
“Jangan sampai rumah yang dihuni jadi kumuh akibat kendala ekonomi. Ini yang akan kita siapkan bersama ekosistem perumahan,” jelasnya. (P-*/ht)
No Comments