Ilustrasi olahraga di cuaca panas. (iStockphtoo)Keringat diproduksi lebih cepat untuk mendinginkan kulit, detak jantung naik, dan cadangan cairan menurun jauh sebelum kalori terbakar dalam jumlah berarti. Di titik ini, olahraga bukan lagi soal pencapaian, melainkan soal risiko.
Dehidrasi mengintai dari balik terik, sementara gejala heat exhaustion dapat muncul ketika tubuh dipaksa melampaui kemampuan adaptasinya. Pada beberapa kasus, heatstroke bahkan datang tanpa tanda awal yang jelas.
“Olahraga di cuaca panas dapat membahayakan orang dengan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau daya tahan tubuh rendah. Tubuh bekerja ekstra keras, sehingga risiko kolaps meningkat. Lebih baik berolahraga di pagi atau sore hari saat suhu lebih bersahabat,” kata dr. Laila Kartika, Sp.PD.
Dalam kondisi ekstrem, tubuh tidak pernah meminta heroisme. Ia hanya menuntut ritme yang aman. Karena itu, olahraga di cuaca panas bukan solusi instan untuk membakar kalori. Keringat bukan bukti metabolisme yang “ngebut”, melainkan alarm bahwa tubuh sedang mengelola panas berlebih.
Memilih waktu yang lebih sejuk, menjaga hidrasi, serta membaca sinyal tubuh jauh lebih relevan bagi siapa pun yang ingin berolahraga tanpa membayar harga kesehatan. Kalori mungkin penting, tapi keselamatan selalu nomor satu. (P-Khalied M)
No Comments