PRIORITAS, 21/2/25 (Jakarta): Transisi energi berkelanjutan merupakan salah satu agenda utama dalam mencapai ketahanan energi dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Proses ini tidak hanya melibatkan adopsi teknologi energi terbarukan tetapi juga membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan inovatif.
Menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan dan inklusif dimaksud, kemitraan strategis menjadi elemen penting dalam meningkatkan kapasitas SDM guna mendukung keberhasilan transisi tersebut.
Dalam konteks ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) berkomitmen dengan Kanada dalam mendorong transisi energi berkelanjutan serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) melalui kemitraan strategis.
Pemerintah Kanada disebut telah mengalokasikan pendanaan 91,4 juta dolar Amerika Serikat (AS), termasuk 81,4 juta dolar AS dalam bentuk pinjaman lunak dan 10 juta dolar AS dalam bentuk hibah untuk mendukung upaya transisi energi di Indonesia.
“Kami mengapresiasi dukungan kuat dari Kanada dalam upaya transisi energi yang adil dan berkelanjutan. Kerja sama ini bukan hanya tentang pendanaan, tetapi juga berbagi pengetahuan dan teknologi untuk mencapai target net zero emission pada 2060,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy saat menerima kunjungan Menteri Pembangunan Internasional Kanada Ahmed Hussen, dikutip dari keterangan resmi, Jakarta, Kamis (20/2/25).
Selain transisi energi, Kanada dinyatakan turut menawarkan pengalaman dan teknologi dalam pengelolaan karbon serta penguatan rantai pasok mineral kritis, termasuk litium untuk industri baterai.
Di bidang peningkatan kapasitas SDM, Kementerian PPN/Bappenas dan Kanada membahas kelanjutan kerja sama dengan University of British Columbia dalam program pelatihan perencana pembangunan. Program ini mencakup penelitian bersama, pertukaran mahasiswa, serta pengembangan kebijakan berbasis bukti untuk mendukung agenda pembangunan Indonesia.
Sebagai tindak lanjut, kedua negara ini dipastikan akan terus memperkuat komunikasi dan koordinasi dalam berbagai inisiatif pembangunan, termasuk pertemuan Senior Official Meeting 2025 yang dijadwalkan berlangsung di Kanada.
Pertemuan ini diharapkan dapat memperdalam sinergi antara kebijakan pembangunan nasional Indonesia dengan strategi Indo-Pasifik Kanada serta Rencana Aksi Indonesia-Kanada 2022-2025.
Menurut dia, kerja sama ini mencerminkan komitmen kuat kedua negara dalam membangun masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan, sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs).
“Saya menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada Pemerintah Kanada atas dukungan dan kerja sama yang terus berlanjut. Saya berharap kita dapat terus memperkuat dasar-dasar yang telah dibangun, serta menjajaki potensi kemitraan yang lebih strategis. Kami menantikan penguatan kerja sama pembangunan bilateral Indonesia-Kanada melalui langkah-langkah tindak lanjut yang konkret, memastikan keselarasan dengan prioritas nasional, serta mendorong hasil pembangunan yang berdampak dan berkelanjutan,” ungkap Rachmat Pambudy sebagaimana dilansir Antara. (P-bwl)