26.2 C
Jakarta
Thursday, December 12, 2024

    Lana Togas Koentjoro: Bersyukur di 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran, kebaya Indonesia diakui UNESCO

    Terkait

    PRIORITAS,5/12/24 (Jakarta): Ketua Tim Nasional Kebaya Indonesia, Lana Togas Koentjoro, meluapkan rasa gembiranya atas diakuinya kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO. “Kita bersyukur perjuangan bangsa Indonesia akhirnya membuahkan hasil di 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran. Sidang UNESCO secara resmi telah menetapkan kebaya sebagai warisan budaya dunia. Usulan dari Indonesia itu telah diterima UNESCO sebagai bagian dari daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda,” ujar perempuan Minahasa ini sumringah.

    Melalui perjuangan panjang, kebaya akhirnya memang mendapat pengakuan dari United Nations Educational, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai “Warisan Budaya Takbenda” asal Indonesia dan beberapa negara ASEAN lainnya. Organisasi yang dibentuk Perserikatan Bangsa-bangsa untuk bidang Pendidikan dan Kebudayaan itu, mengesahkan pengakuan itu pada sidang ke-19 Session of the Intergovernmental Committee on Intangible Cultural Heritage (ICH) di Asuncion, Paraguay, pada Rabu (4/12/24) waktu setempat.

    Dilansir dari RRI.co.id, disebutkan, pengakuan ini merupakan pencapaian yang membanggakan bagi bangsa Indonesia. Awal mula perjuangan ini dimulai dengan pembentukan Tim Nasional Kebaya pada tahun 2022 dengan surat rekomendasi dari Kemendikbudristek yang dipimpin Lana T. Koentjoro. Ia merupakan sosok aktif dalam gerakan Perempuan Indonesia Maju.

    Lana T. Koentjoro yang juga menjabat Wakil Ketua Umum DPP Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) itu secara aktif menggandeng organisasi dan komunitas perempuan untuk melakukan audiensi dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Kementerian teknis terkait.

    Timnas Kebaya bergerak dengan cepat, menyelenggarakan berbagai kegiatan di berbagai daerah, mulai dari Parade Kebaya Nusantara di berbagai daerah di Indonesia dan komunitas diaspora di berbagai negara, Car Free Day berkebaya,  Fashion Show Kebaya, hingga talk show yang membahas sejarah dan makna kebaya.

    Tak hanya itu, Timnas Kebaya juga memperjuangkan adanya Hari Kebaya Nasional. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan Kebaya bagi generasi penerus dan mendapatkan pengakuan dunia sebagai Warisan Budaya Tak Benda.

    Hari Kebaya Nasional

    Dalam langkah penting, Presiden Joko Widodo melalui Keppres No. 19 Tahun 2023 menetapkan tanggal 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional. Untuk pertama kalinya, Timnas Kebaya Indonesia  mengadakan Parade Kebaya Nusantara di  Car Free Day Jakarta, dan secara bersamaan dilakukan di tujuh daerah di Indonesia dalam rangka menyambut Hari Kebaya Nasional.

    Puncaknya, perayaan Hari Kebaya Nasional di Istora Senayan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo. Perayaan tersebut menandakan dukungan penuh pemerintah terhadap pengakuan kebaya sebagai warisan budaya.

    Dengan dukungan dari Kemendikbudristek, Tim Nasional Kebaya terus berupaya agar kebaya diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. Perjuangan komunitas pecinta kebaya akhirnya terjawab pada sidang ke-19 Session of the Intergovernmental Committee on Intangible Cultural Heritage (ICH) di Asuncion, Paraguay, pada Rabu (4/12/24).

    Lana menjelaskan, kebaya diajukan secara bersama oleh beberapa negara ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Dengan ditetapkannya kebaya di UNESCO, dua agenda besar Timnas Kebaya dan komunitas pecinta kebaya telah berhasil diselesaikan. “Pekerjaan selanjutnya adalah bagaimana kita menggerakkan generasi muda agar mereka mau mencintai dan melestarikan budaya leluhur kita,” ucap Lana.

    Semangat kerjasama negara ASEAN

    Sementara, Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam beberapa kesempatan menekankan,  upaya pengajuan bersama ini mencerminkan semangat kerja sama dan persatuan negara-negara Asia Tenggara dalam melestarikan warisan budaya bersama. Ia menegaskan bahwa kebaya bukan sekadar pakaian tradisional, melainkan simbol identitas budaya Asia Tenggara.

    “Kita harus bangga dan mengenakan kebaya dalam berbagai kesempatan sebagai wujud pelestarian budaya,”  ujarnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya, tahun ini Indonesia mengajukan tiga warisan budaya ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Dunia asal Indonesia. Dua lainnya adalah reog ponorogo dan musik tradisional kolintang yang sudah diakui UNESCO dalam sidang yang sama di Paraguay, Amerika Selatan. (P-ht)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini