30.1 C
Jakarta
Saturday, July 27, 2024

    “Fire of Flower” Tomohon Rebut Piala Bergilir Menkominfo di Lomba Kreatif Kolintang Virtual II 2021

    Terkait

    Menkominfo, Johnny G. Plate, memberikan sambutan dalam Grandfinal Lomba Kreatif Kolintang Virtual II di Auditorium RRI Jakarta

    JAKARTA, 17/12/2021 (SOLUSSINews.com) – Grup kolintang “Fire of Flower” asal Kota Bunga Tomohon, Sulawesi Utara, tampil sebagai Juara I Lomba Kreatif Kolintang Virtual (LKKV) II tahun 2021 kategori Milenial & Umum dalam Grand Final Jumat 17/12 sore. Menyisihkan sembilan grand-finalis lainnya, grup kolintang yang hampir semuanya perempuan muda itu berhak atas Piala Bergilir Menkominfo. Penyelenggara lomba ini adalah Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Insan Kolintang Nasional (DPP Pinkan) Indonesia bekerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) dan didukung Purnomo Yusgiantoro Center (PYC).

    Penjurian diadakan di Auditorium Abdul Rahman Saleh RRI Jakarta secara virtual. Tiga juri melakukan penilaian melalui video rekaman yang dikirim setiap peserta dan diputar pada layar besar di auditorium RRI Jakarta secara terbuka. Penjurian disaksikan pengurus DPP Pinkan Indonesia, pimpinan RRI, pengurus PYC dan beberapa undangan dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19 ketat.

    Ketiga juri adalah musisi terkenal yang banyak menggeluti musik tradisional modern yaitu Dwiki Dharmawan selaku ketua dan Franky Raden (anggota), diperkuat Recky Pangkerego (anggota) yang banyak berkecimpung dalam blantika musik daerah Minahasa, Sulawesi Utara, tempat musik kolintang berasal.

    Dalam lomba yang menampilkan lagu-lagu daerah tersebut, “Fire of Tomohon” menyanyikan sebuah lagu asal Papua berjudul Yamko Rambe Yamko. “Kekuatan ‘Fire of Flower’ terletak pada sentuhan aransemen baru dan kejernihan mereka memadukan melodi dan lagu secara keseluruhan. Kostum mereka juga keren,” kata Dwiki Dharmawan kepada media ini seusai acara. “Dalam era yang semakin modern seperti sekarang, inovasi dalam musik tradisional seperti kolintang merupakan satu kewajiban,” tambah Dwiki yang antara lain dikenal dengan penemuan fenomenalnya tentang kehebatan sasando, sebuah alat musik jenis sitar dari tempat paling selatan Indonesia yaitu Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur.

    Selain merebut Piala Bergilir Menkominfo yang tahun lalu diraih Grup Kolintang Klabat asal Bekasi, Jawa Barat, “Fire of Flower” juga memperoleh hadiah uang sebesar Rp 15 juta. Tampil sebagai Juara II kategori Milenial & Umum adalah Kolintang Gosnot dengan hadiah uang Rp 12,5 juta, Juara III Harmoni Tomohon Rp 10 juta, Sanggar Winetin Rp 7,5 juta, dan Abimantra Jalasenastri Rp 5 juta. Sebelum ini, di bulan Agustus lalu “Fire of Fire” berhasil menjadi Juara II dalam Lomba Virtual Lagu Nasional Musik Kolintang dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI 2021 Agustus lalu.

    Dalam LKKV II 2021, juga ditampilkan grand-finalis kategori Ibu-Ibu. Dewan juri memutuskan Juara I adalah Kolintang Uni MSI, Juara II Pramesti MSI, Juara III Ting Tang Tong Takeno, Juara IV Jala Nada Koarmada II, dan Juara V Gita Suara Cenderawasih. “Para grand-finalis ini, yaitu masing-masing 10 grup setiap kategori disaring dari 38 peserta yang mengirimkan video dari 47 peserta yang mendaftar. Mereka berasal dari beberapa daerah di Indonesia,” kata Ketua Panitia Pelaksana, Jopie J.A. Rory, yang dalam kepengurusan DPP Pinkan Indonesia duduk sebagai Ketua Harian.

    Jopie menyampaikan terimakasih kepada DPP Pinkan Indonesia yang telah memberikan kepercayaan kepadanya sebagai Ketua Panitia. DPP Pinkan Indonesia dipimpin Ketua Umum Penny Iriana Marsetio, Pelindung Lis Purnomo Yusgiantoro, dan Ketua Pembina Laksamana TNI (Purn) Marsetio yang antara lain dikenal sebagai Kepala Staf Angkatan Laut RI 2012-2014.

    Kolintang Goes to Unesco dan Kolintang Zaman Now
    Sebelumnya, dalam sambutan mengawali acara Grand Final LKKV II 2021 di Audotorium RRI Jakarta, Menteri Komunikasi & Informatika, Johnny G. Plate, menekankan bahwa pemerintah terus mendorong upaya menjadikan musik kolintang sebagai Warisan Budaya Dunia tak Benda asal Sulawesi Utara, Indonesia, di Unesco.

    Unesco atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization didirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membantu organisasi dunia itu dalam meningkatkan kerjasama antar negara dan bangsa di dunia melalui bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

    Namun, sambung Menteri, Unesco saja tidak cukup. Dia menggaris-bawahi kepesertaan kaum milenial dalam lomba ini. “Saya titip pesan kepada generasi milenial Indonesia, tidak hanya dari sisi usia, tapi dari segi musiknya, kembangkan musik kolintang dengan menciptakan genre baru, kolintang zaman now,” harap Menkominfo.

    Harapan senada juga disampaikan Ketua Dewan Pembina DPP Pinkan Indonesia, Marsetio, dan Ketua Umum Pinkan Indonesia, Penny Iriana Marsetio, dalam sambutan secara virtual yang sudah direkam sebelumnya. Enderiman Butar Butar, mantan Kepala Stasiun RRI Jakarta yang belum lama dilantik sebagai Dewan Pengawas RRI, dalam sambutannya mengatakan RRI akan terus mengawal perjuangan membawa kolintang ke Unesco.

    Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Kawanua di Jakarta yang hadir di Auditorium RRI Jakarta, Ronny F. Sompie, menyambut dengan tangan terbuka upaya yang dilakukan Pinkan Indonesia membawa kolintang ke Unesco.

    “Sebagai warga Kawanua, saya merasa upaya ini sangat patut diapresiasi dan didukung, apalagi, maaf, Pembina dan Ketum Pinkan Indonesia bukan orang Minahasa, tapi beliau-beliau bersedia mengangkat dan memperjuangkan musik tradisional asal Minahasa, kolintang, ke jenjang yang tinggi. Ini sangat membanggakan. Terimakasih, terimakasih,” kata mantan Direktur Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM, itu. (ht/pr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini